MUI Kabupaten Ende Lakukan Konsulidasi Dan Kukuhkan Pengurus Kecamatan
MUI menjadi wadah bertemunya ulama dari berbagai latar belakang ormas Islam yang ada di Kabupaten Ende
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Romoaldus Pius
POS-KUPANG.COM|ENDE--Sebagai upaya penguatan struktur pengurus MUI pada 16 kecamatan, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ende, mengadakan kegiatan Konsolidasi dan Pengukuhan Pengurus MUI Kecamatan, serta Safari Ramadhan pada 5 kecamatan, yakni Kecamatan Ndori, Wolowaru, Nangapanda, Ende, dan Ndona.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai perwujudan dari amanat MUSDA ke-VIII MUI Tahun 2017 yang lalu, yang menargetkan pengukuhan untuk 16 kecamatan di Kabupaten Ende.
Demikian rilis yang diterima PosKupang dari Sekretaris I MUI Kabupaten Ende, Usman Nagi,S.Pd, Selasa (5/6/2018) di Ende.
Dalam rilisi juga menyatakanbahwa, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupten Ende, H. Jusuf Moh Thayib Kaka Jodho, BA, dalam sambutan mengatakan bahwa MUI mempunyai peran utama yang strategis yaitu sebagai pewaris tugas-tugas para nabi (WarasatulAnbiya).
"Ulama juga sebagai pemberi fatwa, pembimbing dan pelayan umat, pemegang Amar Ma'ruf dan NahiMunkar, pelopor gerakan Islah dan juga pelopor gerakan pembaharuan,"ujarnya.
“Pengukuhan ini sebagai upaya awal MUI untuk melakukan konsolidasi organisasi, setelah terbentuk kepengurusan Kabupaten, ditindaklanjuti dengan pengukuhan kepengurusan di tingkat Kecamatan yang dilakukan secara bertahap. Tahap selanjutnya adalah pengukuhan untuk 11 kecamatan yang ditargetkan selesai bulan Desember 2018 ini,” tambahnya.
Dikatakan, bahwa MUI menjadi wadah bertemunya ulama dari berbagai latar belakang ormas Islam yang ada di Kabupaten Ende seperti Muhammadiyah, dan Nahdatul Ulama.
MUI menjadi wadah komunikasi ulama dari berbagai latar belakang ormas.
Hal ini yang menjadikan hubungan umat Islam di Kabupaten Ende berjalan sangat baik. Tidak hanya di tingkat pimpinan ormas, namun juga menular hingga akar rumput.
“Kondisi yang kondusif ini sangat menguntungkan bagi semua pihak, baik bagi berjalannya kegiatan keagamaan maupun kegiatan pemerintahan yang membutuhkansituasi yang kondusif ini untuk menjamin terlaksananya pembangunan dengan baik”katanya.
H. Yusuf Moh Thayib, berharap hubungan baik ini terus berjalan dengan saling menghormati. Karena kekompakan Ulama dan Umara itu pada hakekatnya prasyarat bagi terlaksananya pemerintahan yang baik.
Ada saatnya Ulama juga dituntut untuk berani memberikan nasehat pada umara, baik diminta maupun tidak diminta, bila umara tidak berpihak pada rakyat.
Tentunya dalam memberi nasehat ini harus dilakukan dengan santun dan berpedoman pada etika.
“Begitulah harusnya peran MUI sehingga tidak hanya dikenal sebagai pembuat stempelhalal. Keberpihakan ulama itu pada keadilan yang dirahmati Allah SWT. Mengenai apakah nasehatnya dipakai atau tidak, itu terserah Umara. Namun di sisi itu, ulama telah menjalankan tugasnya” katanya.