Mau Kuliah di Unwira Kupang? Ini Profil Fakultas MIPA, Pemandu Ilmu dan Sains

Di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, FMIPA sudah ada sejak tahun 1995

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
Dekan FKIP Unwira, Drs. Stefanus Stanis, M.Si 

FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) merupakan salah satu fakultas yang hampir semua perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta memilikinya. Lewat fakultas ini, para ilmuwan menelurkan karya penelitian, atau menyebarluaskan ilmu pasti dan alam.

Di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, FMIPA sudah ada sejak tahun 1995. Dikukuhkan dengan SK Dirjen Dikti No: 441/DIKTI/KEP/1996. Bernaung di bawah Kopertis Wilayah VIII Denpasar.

Fakultas MIPA Unwira memiliki dua program studi, yakni Program Studi Kimia dan Biologi. Pada tahun 2015, Program Studi Biologi terakreditasi C oleh BAN-PT (No: 449/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2015). Dengan demikian program studi yang diketuai Ir. Emilianus Pani, M.Si ini dapat mandiri.

Sementara itu, Program Studi Kimia yang didirikan tahun 1996, berdasarkan SK Dirjen Dikti No: 441/DIKTI/KEP/1996, juga terakreditasi C oleh BAN-PT (No: 247/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XII/2013). Program studi ini diketuai oleh Lodowik Landi Pote, S.Si, M.Sc.

Merujuk pada visi menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah NTT, FMIPA Unwira tidak pernah berhenti untuk terus berinovasi. Pembelajaran berbasis riset terus dikembangkan melibatkan para dosen maupun mahasiswa dalam inisiasi, perancangan, pengkajian, penyimpulan, validasi, dan publikasi.

"Produk pengembangan riset ini diharapkan mampu menjadi bahan ajar dalam perkuliahan. Dengan demikian, MIPA menjadi fakultas yang benar-benar hadir sebagai lembaga akademik yang menghasilkan teori dan teknologi," ujar Drs. Stefanus Stanis, M.Si, Dekan Fakultas MIPA Unwira, di Kampus Merdeka-Kupang, Kamis (19/4/2018).

Stef Stanis didampingi sejumlah dosen MIPA, antara lain Drs. Silverius Yohanes, M.si, Ir. Emilianus Pani, M.Si, Lodowik Landi Pote, S.Si, M.Sc, dan Br. Anggelinus Nadut, S.Si, M.Si.

Stef Stanis menyebut fokus utama fakultasnya dalam menjalankan pembelajaran berbasis riset adalah local genius NTT yang diwujudkan dalam praktek lapangan. Misalnya, mengamati kondisi pencemaran di Pelabuhan Bolok (PLTU Bolok) dan Pantai Osmok, pengamatan habitat kakatua kecil jambul kuning yang hampir punah di TWA Manipo.

Selain itu, mendata kekayaan jenis di wilayah konservasi TWA Camplong dan Taman Hutan Raya Prof. Herman Johanes Buraen, serta TWA Bipolo. Juga meneliti keanekaragaman jenis ikan di tempat pelelangan ikan Oesapa dan PPI Oeba dan Asian Waterbird Census.

"Kita juga melakukan riset limbah listrik di Bolok. Limbah itu bisa dijadikan garam. Limbah itu bermanfaat secara ekologi, bukan hanya untuk manusia. Ini yang kita rancang agar menjadi sebuah produk jadi. Kita manfaatkan sumber daya alam di NTT," ujar Drs. Silverius Yohanes, M.Si, ahli Sintetis Organik Unwira, yang juga Wakil Dekan FMIPA.

Dosen MIPA lainnya, Ir. Emilianus Pani, M.Si, menjelaskan, pembelajaran berbasis riset yang digalakkan FMIPA berdasarkan scientific vision dan signal market merujuk pada Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) serta hasil musyawarah forum pertemuan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI)/MIPAnet.

"Semua perumusan kurikulum MIPA berdasarkan keputusan musyawarah KOBI yang tertuang dalam perumusan naskah akademik berstandar nasional. Jadi, FMIPA Unwira tidak kalah dengan universitas lainnya karena konten kurikulumnya sama. Kita selalu ikut forum KOBI untuk bersama-sama mencanangkan diri menjadi pelopor dan pemandu ilmu dan sains," tegas Emil Pani. Forum KOBI tahun 2015 lalu digelar di Universitas Brawijaya Malang.

Benar saja. Asupan kurikulum KKNI dan model pembelajaran berbasis riset membuat lulusan FMIPA Unwira langsung terserap di pasaran kerja. Tak hanya di NTT tetapi juga di luar negeri.

Ada yang bekerja sebagai peneliti di lembaga pemerintah, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Balai POM, dinas perindustrian, dinas pertanian, dinas kehutanan, Labkes NTT, bank-bank dan instansi lainnya. Di lembaga non pemerintah, lulusan MIPA bekerja sebagai peneliti pada LSM, dan lembaga-lembaga riset lainnya.

Untuk memandirikan para mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja, Emilianus Pani mengakui FMIPA menjalin kerja sama dengan para mitra (pemerintah) seperti Balai POM, Labkes NTT sebagai tempat praktek. "Selama praktek mahasiswa melakukan riset, menjadi tenaga enumerator peneliti asing atau menjadi asisten praktikum dan tugas-tugas lainnya," terang Emilianus.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved