KWI Sebut Umat Katolik Dirugikan Terkait Pelarangan Turis Indonesia oleh Israel
Sama seperti menunaikan ibadah haji, ziarah umat Katolik di situs suci atau gereja, baik di wilayah Palestina atau Israel
Selain itu, umat Kristen Indonesia juga melakukan ziarah ke Yerusalem.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly membenarkan pihak imigrasi menolak visa 53 warga negara Israel yang hendak masuk ke Indonesia.
Menurut Yasonna, penolakan itu berdasarkan hasil dari keputusan clearing imigrasi. Tapi Yasonna menolak menyebutkan alasan mengapa visa mereka ditolak.
"Alasannya tidak dapat kami sampaikan, karena masalahnya sensitif," ujar dia.
Namun yang pasti, penolakan visa warga negara asing merupakan wewenang sebuah negara yang didasarkan pada standar pertahanan dan keamanan negara tersebut.
"Itu adalah kewenangan kita sebagai negara. Masing-masing negara mempunyai wewenang dan merupakan kedaulatan negara tersebut untuk menerima atau menolak visa warga negara lain," ujar dia.

Indonesia Tetap Dukung Palestina
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, posisi Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina tidak akan berubah meskipun Israel melarang Warga Negara Indonesia (WNI) masuk ke negaranya.
"Indonesia akan terus bersama bangsa Palestina di dalam perjuangan mereka mendapatkan kemerdekaan dan hak-hak mereka," ujar Menlu Retno di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (1/6/2018).
"Jadi, keberpihakan politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina sudah sangat jelas ya," lanjut dia.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menambahkan, Indonesia tidak melihat larangan WNI masuk ke wilayah Israel sebagai sesuatu yang luar biasa.
Bagi Indonesia, setiap negara memiliki hak dan wewenang untuk menerima atau menolak visa warga negara asing.
Hanya saja, Indonesia tetap menyesalkan mengapa Israel menolak visa WNI yang ingin masuk ke wilayah tersebut.
Baca: SALUT! Di Israel, Seorang Kristen Bangunkan Umat Muslim Saat Sahur.

"Menjadi hak setiap negara ya untuk menerima atau menolak visa dari negara warga negara manapun.
Jadi dengan sasngat menyesal, itu adalah kebijakan dari pemerinta Israel," lanjut Yasonna.