Ini yang Dilakukan BBPP Kupang Bagi Penyuluh Pertanian di Manggarai Timur dan Manggarai Barat
Sebanyak 19 penyuluh pertanian terampil mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) dasar fungsional bagi penyuluh pertanian.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG.COM | BORONG - Sebanyak 19 penyuluh pertanian terampil masing-masing 17 penyuluh berasal dari Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dan dua penyuluh dari Manggarai Barat (Mabar) mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) dasar fungsional bagi penyuluh pertanian.
Diklat ini dilaksanakan berkat kerja sama Dinas Pertanian Matim dan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.
Baca: Tiga Warga Australia yang Jatuh dari Kapal Pesiar Belum Ditemukan
Pelatihan ini dilaksanakan di Hotel Gloria, Kampung Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Diklat yang berlangsung 21 hari sejak tanggal 14 Mei-3 Juni 2018 bertujuan membangun landasan untuk pelaksanaan tugas penyuluh pertanian, menyamakan persepsi terhadap tugas, fungsi, organisasi dan tata hubungan kerja penyuluh pertanian dan memberikan wawasan serta pengetahuan bagi penyuluh pertanian.
Kepala BBPP Provinsi NTT, Dr. Ir. Adang Warya, M.M, kepada POS-KUPANG.COM, mengatakan, peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai penggerak usaha pertanian.
"Ini merupakan titik sentral penyuluhan pertanian. Proses penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung oleh beberapa faktor pendukung," katanya.
"Ada lima faktor pendukung penyelenggaraan penyuluhan antara lain, kemampuan tenaga penyuluh yang profesional. Lalu kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar dan metode penyuluhan yang tepat," kata Adang.
Sementara Ketua Panitia Penyelenggara, Muhamad Awaluddin melalui Emanuel Jehana, S.ST, Panitia Pemateri kepada POS-KUPANG.COM di Hotel Gloria Borong, Selasa (22/5/2018) siang, mengatakan, salah satu strategi untuk meningkatkan kompetensi kerja penyuluh pertanian adalah melalui pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian.
Untuk meningkatkan kompetensi kerja penyuluh pertanian, kata Emanuel, diharapkan secara terus menerus ada komunikasi dan kerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang agar para petani Matim mampu berdaya saing. (*)