Inspiratif! Ini Kisah Pemuda Peternak Ayam Kampung Asal Kelurahan Buraen, Kabupaten Kupang

Pemuda peternak ayam kampung asal Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Rafael Tnunay, mengatakan, senang bisa menjadi seorang peternak ayam.

Penulis: Lexy Manafe | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LEXI MANAFE
Rafael Tnunay (baju hitam) saat menunjukan tempat peternakan ayam miliknya kepada Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti, bersama delegasi Uni Eropa, Hans Farnhammer, Rabu (16/5/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Lexy Manafe

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pemuda peternak ayam kampung asal Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Rafael Tnunay, mengatakan, senang bisa menjadi seorang peternak ayam.

"Saya sangat berterimakasih kepada Plan International dan Uni Eropa karena bantuan mereka, saya dapat memenuhi kebutuhan ekonomi saya setiap hari melalui beternak ayam," ungkapnya saat ditemui POS-KUPANG.COM, Rabu (16/5/2018) di sela kunjungan Plan International Indonesia dan Uni Eropa di kelurahan tersebut.

Pemuda yang mengaku baru memulai usahanya selama lima bulan ini, mengatakan, ia memperoleh keuntungan yang cukup besar dari hasil berjualan ayam.

"Baru-baru ini saya dapat Rp 1,5 juta dari hasil berjualan anak ayam yang baru berumur satu minggu," ungkapnya.

Dikatakannya, selain menjual anak ayam, ia juga menjual ayam siap konsumsi.

Untuk harga ayam konsumsi atau yang berumur kurang lebih lima bulan, ia menjualnya dengan harga Rp 75 ribu.

Selama lima bulan, ia mengaku, sudah menjual kurang lebih 250 ekor ayam kampung.

Ia mengisahkan, awalnya usaha tersebut tidak berjalan lancar, karena anak ayam yang ia beli mengalamai kematian. Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya memelihara ayam.

"Waktu saya bawa dari Kupang Ke sini, anak ayam banyak yang mati. Mungkin karena perubahan suhu jadi mereka tidak tahan karena di Kupang panas, sedangkan di sini panas," imbuhnya.

Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya menjadi peternak yang sukses.

Ditambahkannya, banyak anggota kelompoknya yang tidak mau meneruskan usaha tersebut karena menganggap anak-anak ayam akan mati karena cuaca di sana yang cukup dingin. Tapi karena keuletan dan semangatnya untuk belajar, akhirnya ia bisa mengatasi masalah tersebut

Menurutnya, kunci keberhasilan dari beternak ayam adalah kesabaran dan komitmen serta keinginan untuk belajar.

"Tanpa kesabaran dan komitmen yang kuat serta keinginan untuk belajar, seorang peternak tidak akan berhasil mengembangkan usahanya," ucap pria yang beralamat di jalan H.R Koroh, Buraen, Amarasi selatan ini.

Terkait pemasaran ayam kampung, ia mengaku tidak kesulitan mencari pembeli.

"Kami tidak perlu mencari pembeli. Kami tinggal jual saja ke bagian penggemukan, nanti mereka yang jual," ucapnya.

Terdapat tiga jenis peternakan ayam di kelurahan Buraen. Peternakan untuk pembibitan, petelur, dan penggemukan.

Rafael berharap warga sekitar tidak membeli ayam dari tempat lain namun membeli di tempatnya sehingga dapat membantu para peternak bisa berkembang. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved