VIDEO: Benda Mencurigakan di Dekat Stasiun Palmerah, Polisi Tutup Jalan
Erwin Purba (28), warga sekitar, mengaku melihat kardus tersebut di dekat tempatnya menambal ban.
Ia menambahkan ledakan yang terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo termasuk "Ini (ledakan) Rusunawa ada sistem. Senjata makan tuan," paparnya.
"Kita melihat bahwa bom yang digunakan bermacam-macam, meskipun bentuknya hampir sama yaitu pakai pipa tapi ada yang ditambah kan," urainya seraya mengemukakan bahan peledak berjenis bubuk putih ini merupakan peroksida aseton.
Baca: Di Tengah Hiruk-pikuk Bom Bunuh Diri, Joko Widodo Angkat 4 Staf Khusus Presiden, Ada Apa?
Baca: Mantap! Densus 88 Tangkap 4 Terduga Teroris di Malang, Surabaya, dan Pasuruan
"Turunannya dapat meledak hanya karena terkena panas, gesekan atau goncangan. Bukan hanya karena tombol dipencet," ungkapnya.
Disebutkan dalam laman The Sun, mother of satan berbentuk bubuk putih dan memiliki bau seperti pemutih yang khas.
Turunan eksplosif pertama kali ditemukan pada tahun 1895 oleh Richard Wolffenstein.
Bahan peledak kelas tinggi ini tidak mengandung nitrogen, secara historis membuatnya lebih sulit untuk dideteksi.
Hal ini juga terjadi saat Richard Reid menyelundupkan mother of satan di penerbangan Amrican Airlines dari Paris ke Miami pada 2001 lalu.
Sangkal Jebolan Suriah
Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian mengklarifikasi pernyataan yang mengatakan pelaku peledakan tiga gereja di Surabaya pernah ke Suriah.
Tito mengatakan, data validnya adalah keluarga Dita tidak pernah ke Suriah.
Hanya saja, ada satu keluarga yang mereka jadikan sumber ideologi.
Dimana keluarga yang masih dalam proses identifikasi itu pernah ditangkap di Turki dan dideportasi ke Indonesia.
"Saya klarifikasi soal keluarga Dita, mereka tidak pernah ke Suriah. Hanya saja, ada satu keluarga yang kita cari yang jadi ideologi (panutan) keluarga Dita," kata Tito Karnavian.
Dita diketahui adalah pelaku pengeboman Gereja Pantekosta dengan menggunakan kendaraan roda empat Avanza hitam.
Dita juga merupakan ketua dari JAD Surabaya.