David Goodall, Ilmuwan Terkemuka Habiskan Rp 152 Juta untuk Bunuh Diri dengan Damai
Biaya proses bunuh diri diyakini mencapai sekitar Rp 80 juta hingag Rp 181 juta dengan proses kematian memakan waktu 30 menit.
* Dia datang ke Australia pada tahun 1948, mengambil posisi mengajar di University of Melbourne.
* Goodall, seorang mitra penelitian kehormatan di Edith Cowan University di Perth, menjadi berita utama internasional pada tahun 2016 ketika ia dinyatakan tidak layak untuk berada di kampus.
* Dr Goodall merayakan ulang tahunnya yang ke-104 pada awal April dan sejak itu memutuskan untuk mengakses euthanasia secara sukarela di Swiss.



Begitu tombol diputar, Ode to Joy mulai bermain di ruangan. Dr Goodall menutup matanya dan dinyatakan meninggal oleh dokter.
Dr Nitschke menambahkan: Dia sedikit tidak sabaran dan hanya ingin melanjutkannya, tetapi pada akhirnya dia mendapatkan keinginannya.
“Dia diberitahu itu akan menjadi kematian yang damai dan itu. Dia memiliki selera humornya sampai akhir. Dia sangat senang mendengar musiknya. '
Cucu-cucunya, Daniel dan Duncan Goodall, mengatakan kepada Mail Online bahwa mereka akan berada di samping tempat tidurnya ketika overdosis yang fatal akan diberikan.
Baca: Diduga Berhubungan dengan Teror Mako Brimob Jakarta, 11 Situs Instansi Pemprov NTT Dihack
Baca: Intel Brimob Bripka Prencje Tewas Ditusuk, Netizen Bilang Negeri Kenari Berduka
Dr Goodall akan dikremasi di Swiss dan abunya diterbangkan kembali ke keluarganya di Perth, Australia.
Kemarin, Dr Goodall terlihat menghabiskan hari terakhir hidupnya dengan tur ke Kebun Raya Universitas Basel bersama cucu-cucunya, yang kemudian berbicara dengan MailOnline.
Daniel Goodall, 30, mengatakan kepada MailOnline: 'Saya merasa sangat beruntung bahwa saya akan dapat berada di sana ketika kakek saya meninggal.
“Dia sangat berani dan saya sangat senang dia bisa membuat pilihan sendiri.
"Itu adalah harapannya bahwa dia bisa mengakhiri hidupnya, tetapi memalukan bahwa dia tidak diizinkan untuk melakukannya di negaranya sendiri."
Cucu Dr Goodall mengatakan kunjungan ke Bordeaux, Prancis, pada akhir pekan itu untuk memungkinkan kakek berusia 104 tahun itu beristirahat setelah penerbangan panjang dari Australia.
Tiga cucu lainnya, yang juga tinggal di Prancis, melakukan perjalanan ke Swiss, serta cucu kelima, Duncan Goodall, yang terbang dari rumahnya di New Haven, Connecticut.




'




(*)
LIKES FACEBOOK POS KUPANG
FOLLOW INSTAGRAM POS KUPANG