Lima Cabang PMKRI di NTT Berkumpul di Kupang. Apa yang Mereka Lakukan?

LKK merupakan kegiatan formal organisatoris yang rutin dilaksanakan PMKRI setiap tahun.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
pos kupang.com, tommu mbenu nulangi
Ketua PMKRI Kupang Markus Gani bersama anggota DPC saat melaksanaan sidang pembukaan LKK di gedung Kwarda Pramuka, Selasa (8/5/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KUPANG-Sebanyak 40 orang anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang ada di NTT berkumpul di Kupang. Mereka berkumpul untuk mengikuti kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) yang diselenggarakan oleh PMKRI Cabang Kupang di Gedung Kwarda Pramuka, 7 sampai 12 Mei 2018.

Ketua Panitia Pelaksana LKK, Filibertus Oswin Nua dalam laporannya mengatakan, ke 40 peserta LKK merupakan delegasi dari lima cabang yakni PMKRI Cabang Kupang, PMKRI Cabang Alor, PMKR Cabang Mbay, dan PMKRI Cabang Maumere.

Oswin mengatakan, LKK merupakan kegiatan formal organisatoris yang rutin dilaksanakan PMKRI setiap tahun. LKK dilaksanakan demi meningkatkan kemampuan analisis kader terhadap berbagai macam persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang sedang terjadi di masyarakat.

" Sebagai kaum muda harapan gereja dan bangsa mestinya secara cepat dan bijak untuk terus menepis arus globalisai ini dengan memperkuat diri serta ikut terlibat dalam rutinitas kegiatan organisatoris," kata Alumni Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu.

Dalam pidato Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang Periode 2017/2018, Markus Gani, menyampaikan LKK merupakan pendidikan formal di tingkat cabang. Latihan kepemimpinan kader pada tahub 2018 mengangkat tema " Kemanusiaan, Keadilan dan Hukum".

" Mengapa demikian, dengan adanya buruh migran, yang ada di NTT, DPC PMKRI Cabang Kupang melihat akhir-akhir ini, kasus buruh migran merupakan kasus yang kompeks. Untuk itu, persoalan fenomenal ini harus didiskusikan secara serius, kemudian memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menyikapi persoalan ini," kata pria asal Ende ini.

Sedangkan, Siprianus S. Making dalam sambutan mewakil Anggota Dewan Penyatu (ADP) mengatakan bahwa, membina diri dalam sebuah organisasi tidak serta merta hanya masuk menjadi kader. Menururnya, masuk organisasi membina diri harus mengikuti semua jenjang pembinaan disertai dengan pendampingan dari senior-senior.

" Mengapa demikian? karena, menurut Antonio Gramsci segala bentuk pembinaan tanpa pendampingan itu sama dengan nol. Yang ada hanya teori dan paktek pasti nol," ujarnya.

Oleh karena itu tambah Sipri, menjadi warga Perhimpunan harus wajib hukumnya membina diri di lembaga organisasi. Ia menegaskan, menjadi seorang kader berarti ada pengakuan dari orang lain, bukan diri sendiri.

" Tidak bisa karena saya bergabung di PMKRI mengikuti MPAB, MABIM, LKK, jadi, saya berbangga diri menjadi kader. Karena yang megakui anda kader adalah lingkungan sosial anda sendiri," katanya.

Menurut Sipri Making, menjadi kader berarti mempunyai nilai lebih. Masing-masing harua mempunyai nilai lebih yang harus ditonjolkan. Ia menekankan agar jadilah kader yang paripurna. Menjadi kader yang paripurna, apapun yang terjadi ia tetap emas, meski direndam dalam lumpur sekalipun.

" Harus tanamkan dalam diri masing-masing bahwa kehadiran anggota PMKRI di mana-mana harus mempengaruhi pengambilan dalam sebuah keputusan di organisasi apapun itu," kata Mantan Ketua PMKRI Cabang Kupang itu. (*)

Baca: Umur 23 Tahun, Wanita asal Sumba NTT Jadi Dosen! Bagi yang Jomblo Wajib Baca Kisahnya.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved