Benarkah Kecanduan Seks Adalah Mitos? Simak Survei Berikut!

Pencarian kepuasan, menurut banyak pakar, membedakan kecanduan dengan perilaku obsesif kompulsif—meskipun ada kemiripan.

Editor: Rosalina Woso
Kompas.com
Ilustrasi seks 

Dr Abigael San, seorang ahli psikologi klinis yang meyakini perilaku seksual bisa menjadi candu. Namun, bagi orang yang merasa kehilangan kendali, seks sebenarnya adalah lapisan kedua dari masalah sebenarnya, entah itu depresi, kecemasan, atau trauma. Dengan demikian, orang tersebut menggunakan seks sebagai alat untuk meredam masalah sebenarnya.

"Kegiatan dan substansi berbeda mengaktifkan jalur kepuasan dalam cara berbeda, namun kegiatan itu masih mengaktifkan jalur kepuasan," ujarnya.

"Tiada alasan untuk meyakini seks tidak bekerja seperti itu, hanya saja kami belum punya cukup bukti," tambahnya.

Namun, dia tidak yakin bahwa dengan mencap kecanduan seks akan membantu orang, khususnya mereka yang menggunakan seks untuk meredam masalah lain. Cap 'kecanduan seks' justru akan menciptakan diagnosa berlebihan.

Kecanduan seks adalah mitos?
Tidak semua orang sepakat bahwa kecanduan seks adalah kondisi yang nyata dialami manusia.

David Ley, seorang terapis seks yang menulis buku berjudul The Myth of Sex Addiction, mengatakan rangkaian perilaku yang secara umum diberi label kecanduan seks faktanya adalah gejala-gejala gangguan kecemasan yang belum ditangani dan bukti penanganannya kurang banyak.

"Menyamakan hubungan seks atau masturbasi dengan alkohol dan narkoba adalah omong kosong. Orang yang kecanduan alkohol bisa meninggal jika dosisnya dikurangi," ujarnya.

Dia menambahkan, "konsep kecanduan seks didasarkan pada nilai-nilai moral mengenai seks yang sehat. Anda adalah pecandu seks jika Anda berhubungan seks lebih sering atau jenis hubungan seks yang berbeda. Jika itu terjadi ahli terapi akan mendiagnosa Anda."

Dalam makalah riset mengenai pengajuan perilaku seks kompulsif untuk panduan Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) , sekelompok peneliti, termasuk Dr Voon, ingin menghindari jebakan ini.

Mereka mengatakan bahwa diagnosa sebaiknya tidak didasari pada "stres psikologis yang berkaitan dengan penilaian moral atau ketidaksetujuan terkait dorongan seksual" dan tidak dipakai "untuk menjelaskan tingginya taraf minat dan perilaku seksual".

Bagi para peneliti, dan individu lainnya yang kondisinya ingin diakui secara formal, mendapat label klinis adalah untuk memastikan orang yang mengalami gangguan bisa menerima pertolongan—terlepas dari apakah perilaku kecanduan adalah masalah utama atau sekadar gejala dari masalah lain yang lebih dalam.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apakah kecanduan seks adalah mitos?, http://www.tribunnews.com/internasional/2018/05/06/apakah-kecanduan-seks-adalah-mitos?page=4.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved