Hari Kartini
Dokter Herly Soedarmadji: Semangat Kartini Jadi Spirit Saya
PERJUANGAN Raden Ajeng (RA) Kartini, mewujudkan emansipasi pria dan wanita seperti membuka kran yang tersumbat bagi kaum perempuan.
Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
PERJUANGAN Raden Ajeng (RA) Kartini, perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879, untuk mewujudkan emansipasi pria dan wanita seperti membuka kran yang tersumbat bagi kaum perempuan. Sebab perempuan yang secara hakiki memiliki kelebihan yang tidak dimiliki laki-laki, seperti dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui, juga memiliki kemampuan lebih sama seperti laki- laki.
Baca: Anak Dioperasi Gratis, Nuldi Nale Terima Kasih Kepada Sido Muncul dan Rumah Sakit Borromeus
Hakikat dasar dari perjuangan RA Kartini saat itu ialah agar perempuan juga harus berkualitas, berpendidikan, harus terus berkarya, berinovasi, berpartisipatif dalam berbagai bidang agar dapat menyumbangkan manfaat besar bagi keluarga, bangsa dan negara.
Baca: Sido Muncul Bantu RS St. Carolus Borromeus Rp 111.750.000
"Saya menerjemahkan harapan Kartini yaitu perempuan itu harus ulet, tangguh, mandiri tanpa mengabaikan kodratnya sebagai seorang perempuan. Perempuan perlu pengembangan diri, mampu menjalin dan bisa bekerjasama dengan pihak lain yang ada di sekitarnya, dan mampu membuka wawasan. Dan syukur ruang untuk itu saat ini sudah terbuka," kata dr. Herly Soedarmadji, Direktur Rumah Sakit (RS) St. Carolus Borromeus-Kupang kepada Pos Kupang, Kamis (19/4/2018).
Baca: Rumah Sakit Borromeus Peringati Hari TB Sedunia dengan Cara Ini
Menurut dokter lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1997 ini, RA Kartini merupakan tokoh inspirasi kaum perempuan, dan semangatnya diidamkan oleh perempuan saat ini. Semangat yang diperjuangkannya bahwa perempuan itu tidak hanya menyerah pada kodrati tapi juga harus tangguh. Perjuangan Kartini itu kini membuahkan hasil. 'Kartini-Kartini' masa kini sudah diberi ruang mengekspresikan kemampuan yang ada di dalam dirinya untuk membangun keluarga, masyarakat dan negara.
Baca: Suster Gabriella Senang Uji Emisi Incenerator RS Borromeus Sukses
"Saat ini perempuan diberikan kesempatan untuk menjadi menteri, seperti Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudji Astuti, dan beberapa menteri lainnya. Bahkan ada yang pernah menjadi presiden, gubernur, bupati serta pemimpin di berbagai profesi dan bidang lainnya," kata perempuan kelahiran Kupang, 9 Agustus 1971, yang menamatkan pendidikan di SDK St. Yosep 4 Naikoten, SMP Santa Theresia Kupang, dan SMA Giovanni Kupang ini.
Baca: RS Borromeus Lakukan Operasi Gratis 11 Pasien Bibir Sumbing
Semangat RA Kartini serta beberapa tokoh perempuan nasional maupun lokal saat ini yang justru menjadi spirit bagi mantan dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Oinlasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) hingga tahun 2001 ini, dalam mengemban tugasnya sehari-hari.
Walaupun sibuk dengan tugas rutin sebagai Direktur RS St. Carolus Borromeus sejak Mei 2012 sampai sekarang yang kini menangani 187 orang karyawan, namun mantan dokter Klinik Lordes Naikoten yang berakhir 2007 dan mantan dokter Klinik Borromeus yang berakhir 2012 ini juga aktif dalam berbagai kegiatan lain.

Diluar rumah sakit, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi, seperti menjadi Wakil Ketua Perdaki Keuskupan Agung Kupang, Presiden Lions Clubs Kupang-Komodo (yayasan yang bergerak di bidang sosial), Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia Provinsi NTT (wakil ketua), serta berbagai kegiatan sosial lainnya. "Itulah terjemahan saya terhadap spirit perjuangan RA Kartini," katanya. (kas)