Berita Desa Goreng Meni
Camat Ini Ungkap Nasib SMPN 10 Lamba Leda
Camat Lamba Leda, Aleksius Rahman mengungkapkan, nasib SMPN 10 Lamba Leda di Desa Goreng Meni,
Penulis: Aris Ninu | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Aris Ninu
POS-KUPANG-COM-BORONG - Camat Lamba Leda, Aleksius Rahman mengungkapkan, nasib SMPN 10 Lamba Leda di Desa Goreng Meni, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah ada titik terang.
Pasalnya,kata Aleksius,pada Sabtu (14/4/2018) pagi BPN Matim dan Dinas P dan K Matim sudah turun ke Goreng Meni melakukan pengukuran tanah guna dibuat sertifikat.
Yang mana,ujar Aleksius,pembuatan sertifikat penting untuk kelengkapan administrasi pembangunan ruangan kelas baru sesuai permintaan Kementerian Pendidikan Nasional RI yang sudah datang ke Lamba Leda.
Baca: Penasaran dengan Batas Indonesia RDTL, Mahasiswa Masuk Keluar Hutan Bersama TNI
Baca: Panwascam Kuwus Barat dan Pacar Dilantik, Ini Pesan Ketua Panwas
Baca: Sadis! Pria Ini Mencambuk Istrinya Karena Dituding Berselingkuh
"Penyerahan tanah sudah ada sekarang proses pengukuran agar bisa terbitkan sertifikat," ujar Aleksius saat dihubungi Pos-Kupang.Com dari Borong, Selasa (17/4/2018) pagi.
Masyarakat Goreng Meni, tegasnya, sudah lama menghibahkan tanah di belakang Kantor Desa Goreng Meni guna dibangun SMPN 10 Lamba Leda.
Mengenai proposal pembangunan SMPN 10 Lamba Leda,Aleksius menyebut sudah diserahkan ke Dinas P dan K Matim termasuk semua persyaratan soal jumlah siswa dan sekolah pendukung.
"Semua sudah diserahkan. Kami sekarangtunggu proses pembangunannya. Yang jelas semua dokumen sudah dilengkapi," papar Aleksius.
Baca: Sudah Meninggal, Perempuan Ini Bisa Bersaksi di Pengadilan Atas Kasus Pembunuhan Dirinya
Baca: 5 Tips Praktis Hemat Listrik di Rumah, Kantongmu Ga Bakalan Tekor
Baca: Pria Ini Membunuh Istri, Anak, Cucu, Teman dengan Cara Keji, Lalu Menderetkan Mereka di Rumah
Baca: Anak Perempuan Ini Membunuh Ayahnya dengan Cara Sadis, Alasannya Sepele
Aleksius mengutarakan,siswa SMPN 10 Lamba Leda yang belajar di bawah pohon karena ketiadaan ruangan kelas sudah mulai belajar di ruangan kelas darurat.
"Sekolah dan orangtua ada bangunan dua ruangan darurat. Nanti saat UN siswa sudah dalam ruangan darurat. Masyarakat sudah bangun ruangan pakai seng dan dinding bambu. Ada dua ruangan yang dibangun. Bangunan tersebut dibangun atas swadaya masyarakat dan bantuan dari warga yang prihatin dengan SMPN 10 Lamba Leda," ujar Aleksius. (*)