Tahun 2017, Angka Kematian Penderita TBC di Kota Kupang Mencapai 24 Orang
data kasus TBCdi kota Kupang tahun 2017 tercatat 861 kasus dan semua terobati. Data tersebut akan terus meningkat dan ditangani, sehingga akan turun
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Yeni Rachmawati
POS-KUPANG. COM, KUPANG -- Kepala Dinas Kesehatan kota Kupang, dr Ari Wijana mengatakan dengan adanya Program Ketuk Pintu maka setelah kasus ditemukan, pasien diobat kemudian dilakukan pendampingan.
"Dots saja enam bulan jangan sampai drop out. Kami juga meminta masyarakat menjadi pengawas minum obat. Misalnya, istrinya yang terkena TBC maka suami yang mengawasi minum obat. Setelah pengobatan ada evaluasi," tuturnya.
Apalagi, kata dr Ari, ada kerja sama dengan JKN. Jadi apabila ditemukan pasien yang melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit terkena TBC maka akan dikembalikan ke Puskesmas untuk menjalani pengobatan secara teratur.
Ia menyampaikan terkait data kasus TBCdi kota Kupang tahun 2017 tercatat 861 kasus dan semua terobati. Data tersebut akan terus meningkat dan ditangani, sehingga akan turun.
Kata Ari angka kematian yang disebabkan oleh TBC tahun lalu ada 24 orang. Angka tersebut tidak bisa dipungkiri, mungkin ketika ditemukan sudah kronis.
Jika pasien penderita HIV akan mudah sekali terkena tuberculosis, karena daya tahannya menurun begitu pun sebaliknya.
"Kota Kupang Penyumbang tertinggi kasus TBS di NTT, dari jumlah kasus. Tapi belum tentu terjelek," ujarnya.
Kementerian Kesehatan RI menargetkan bila ada 100 kasus, maka semuanyanya harus terlayani sampai tuntas.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan kotq Kupang melalui puskesmas-puskesmas bertugas untuk terus mendorong masyarakat agar ketika menderita gejala-gejala TBC langsung berobat ke Puskesmas
"Jangan sudah stadium lanjut baru datang, dengan ketuk pintu diharapkan gejala awal dirasakan pasien sudah datang," tukasnya.(*)
