Dirdik KPK Sebut Dirinya Kuda Troya Bagi Oknum yang Manfaatkan Kesucian KPK

"Saya katakan bahwa saya adalah kuda troya bagi oknum-oknum yang manfaatkan kesucian KPK untuk kepentingan pribadi."

Editor: Alfons Nedabang
istimewa
Direktur Penyidikan KPK, Brigadir Pol Aris Budiman dan Penyidik KPK, Novel Baswedan 

Pertama, jaksa peneliti menilai bahwa penanganan hanya berfokus pada pelaksanaan proyek e-KTP. Akan tetapi, tidak pernah masuk pada perencanaan proyek.

Kedua, menurut Aris, Johannes Marliem dari perusahaan Biomorf tidak pernah diperiksa. Selain itu, kantor Biomorf juga tidak pernah digeledah.

"Anda bisa cek, ini ucapan saya bisa berisiko hukum bagi saya," kata Aris.
Menurut Aris, karakter setiap penyidik seharusnya sama dalam menangani perkara. Ia mengatakan, penggeledahan seharusnya dilakukan.

Baca: KPU NTT Belum Bahas Usulan Debat Berikut di Kupang

Bahkan, menurut Aris, dalam perkara lain, penggeledahan dilakukan hanya berselang 2 jam setelah gelar perkara dilakukan.

"Kantor Polri, penegak hukum saja digeledah. Kenapa satu lembaga ini tidak digeledah? Ada apa? Itu pertanyaan-pertanyaan bagi saya semuanya," kata Aris. (Abba Gabrillin)

Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Kesal Dianggap Kuda Troya, Dirdik KPK Bongkar Kelemahan Penyidik di Kasus E-KTP

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved