OKP Cipayung Kota Kupang Gelar Deklarasi Menolak Konflik SARA
Kegiatan ini merupakan komitmen OKP CIPAYUNG KOTA KUPANG dalam menjagah kelompok-kelompok ekstrimisme, radikalisme dan terorisme
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM|KUPANG--Organisasi Kepemudaan Cipayung Kota Kupang menggelar Deklarasi Menolak Konflik Sara.
Kegiatan digelar di Aula DPD Provinsi NTT Jalan Polisi Militer, Kota Kupang, Jumat (23/3/2018).
Para pimpinan OKP Cipayung mengaku komitmen tersebut bukti bahwa semua sepakat menolak konflik SARA.
OKP Cipayung Kota Kupang diantaranya, PMII, PMKRI, HMI & GMKI.
Deklarasi itu disatukan Dalam seminar menangkal konflik SARA antar pemeluk Agama.
Hadir sebagai pemateri yaitu Perwakilan dari Polda NTT, Ketua MUI NTT, Perwakilan dari Sinode GMIT, Perwakilan dari Makorem Wirasakti Kupang dan Rektor Universitas Muhammadyah Kupang.
Siaran Pers yang diterima Pos Kupang. Com, Sabtu (24/3/2018), para Pimpinan OKP melakukan orasi singkat dihadapan tamu undangan yang hadir.
Ketua Umum PC PMII, Syamsul A.Rahman, mengatakan, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kokoh. Oleh karena itu mari kita sama-sama menjaga bangsa ini.
Baca: Menjelang Kedatangan Tamu IMF, BTNK Bersama Masyarakat Bersih Tiga Pulau
Baca: 28 Maret Kapal KM Fungka Permata 10 Sandar di Waemole
"Saudara-sudariku sekalian Bangsa ini kuat, bangsa ini kompak, bangsa ini solid dan bangsa ini kokoh apabila seluruh elemen bangsa solid, kompak, kokoh dan memiliki komitmen yang sama dalam menjaga konstitusi Bangsa," tegas Syamsul.
Ketua Presidium PMKRI Kupang, Marko Gani, mengatakan, menjaga ketentraman tentu harus secara bersama. Wajib hukumnya menjaga kerukunan agar tetap harmonis.
"Kegiatan ini merupakan komitmen OKP CIPAYUNG KOTA KUPANG dalam menjagah kelompok-kelompok ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme khususnya yang berkembang di NTT dan Umumnya berkembang di Indonesia. Tentu dalam menciptakan tatanan bangsa yang harmonis sangat membutuhkan kesadaran bersama, bagi seluruh elemen bangsa tanpa harus mengedepankan identitas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan ( SARA )," jelas Marko.
Ketua Umum HMI Cabang Kupang, Zainudin Umar, mengatakan, sebagai warga negara yang baik tentu harus menghargai perbedaan. Sebab perbedaan merupakan kekayaan bersama.
"Perbedaan merupakan kekayaan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena pada esensinya perbedaan adalah senyum keindahan anak bangsa. Sejarah telah mencatat bahwa segala dinamika kehidupan beragama dan berbangsa dapat disatukan dengan perbedaan dan terbukti pada hari ini kita bisa berkumpul dan bersilaturahim atas dasar perbedaan, " tegas Zainudin.
Sementara Ketua Umum GMKI Cabang Kupang, Kristo M.T Kolimo, perbedaan harus menjadi titik merawat keberagaman.
"Bangsa ini pada dasarnya sudah semakin menua, namun ironisnya kedewasaan kita makin berkurang tentu sebenarnya adalah menuani bangsa dan pikiran anak bangsa pun harus ikut dewasa. Tentu segala perbedaan dijadikan sebagai titik dalam merawat keberagaman, karena komitmen kita adalah NTT merupakan lokomotif sekaligus akan menjadi representasi dari Nusa Tertinggi Toleransinya baik Nasional sampai pada dunia international," ungkap Kristo. (*)