Aleks Longginus Terkejut, Korban Gigitan Anjing Rabies dari Kampung Halamannya Mengerikan

Serangan anjing rabies kepada bocah di kampung Riit itu mengerikan. Anjing itu menyerang bagian mata dan bibir korban.

Penulis: Eugenius Moa | Editor: Agustinus Sape
pos kupang/eginius moa
Aleksander Longginus 

Laporan Wartawan  Pos-Kupang.com, Eginius  Mo’a

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Membaca pemberitaan  pos-kupang.com,  Sabtu  (17/3/2018) siang,  tentang  serangan anjing diduga  terinfeksi  virus   rabies menggigit Marimo Bastian (8) asal  Desa Riit, Kecamatan  Nita,  Kabupaten  Sikka, Pulau  Flores mengejutkan   Drs. Aleks Longginus,  calon  Bupati  Sikka.

Ia  mengatakan serangan  anjing  rabies  kepada bocah di  kampung halamannya  itu mengerikan.  Anjing  itu  menyerang  bagian mata dan bibir korban.

Baca: Diajak Inong untuk Jalan-jalan, EK Malah Mengalami Pemerkosaan, Simak Ceritanya

Aleks sempat menanyakan kepada  pos-kupang.com, apakah korban  telah dirujuk ke  Ende.

Aleks juga sempat  tidak yakin kalau korban  tidak  langsung  disuntik  setelah dirujuk  dari Puskemas Nita ke  RSUD  TC  Hillers Maumere, Jumat (16/3/2018) malam. 

Korban  baru  disuntik  Sabtu  (17/3/2018) pagi sebelum  dirujuk  ke  Ende untuk mendapat perawatan  dokter spesialis  mata.

Menurut  Aleks,  tidak tersedianya  vaksin  anti rabies di  Unit Gawat  Darurat (UGD)  RSUD  TC  Hillers Maumere merupakan kejadian fatal. 

Baca: Buaya Terkam 41 Warga NTT. Pawang Senior di Malaka Menyebut Penyebab Utamanya Berikut Ini

Nasib serupa dengan  vaksin  untuk  anjing saat ini  kosong di  Sikka dan menunggu  tender  oleh  Pemerintah Provinsi NTT.

“Sikka  ini daerah endemik rabies. Kenapa  vaksin  rabies  tidak tersedia? Ini  kejadian sudah mengerikan.  Virus  rabies  ini sudah terjadi dan mengerikan. Setiap tahun selalu ada kasus. Mestinya  kita siap selalu,” kata  Aleks.

Dalam Pilkada Sikka Aleks berpasangan  dengan Stef  Say yang diusung PDIP dan Gerindra.

Baca: Tampil dengan Gaya Terbaru Mengenakan Kacamata Model Cat Eye, Krisdayanti Banjir Pujian

Dia mengatakan penanganan  virus  rabies  tidak bisa dilakukan sporadis.  Ketika   terjadi kasus, semua   orang  bergerak.  Sosialisasi  dan  vaksinasi harus  dilakukan  secara intens.

“Celaka besar  tidak ada vaksin.  Kita lengah maka seperti ini kejadiannya. Semua  yang terlibat  dalam urusan ini  akan saling lempar tanggung jawab, padahal protap  sudah  ada,”  kata Aleks.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved