Datangkan 500.000 Bule Tahun 2019, Marius Sebut Festival Komodo Menembus Marketing Internasional

Seluruh peserta berjalan kaki. Sepanjang jalan menampilkan atraksi dari daerah masing-masing.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
MENUNGGANG KUDA- Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Marius Ardu Jelamu, menunggang kuda para parade Patung Komodo di Labuan Bajo memeriahkan Festival Komodo 2018 , Senin (5/3/2018). 

LABUAN BAJO. POS KUPANG.COM- Cuaca kian cerah. Arena di depan Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo meninggikan asa setiap orang untuk mendapatkan senja sempurna. Memiliki pemandangan matahari tenggelam yang memikat. Mereka mencuci mata dan mengabadikan momen yang ditunggu-tunggu. Momen bersejarah.

Pukul 15.00 Wita, Senin (5/3/2018), turis-turis terkesima. Rombongan besar berpakaian adat berparade mengarak Patung Komodo. Melintas semarak. Menarik guys!! Langit biru berpadu gradasi merah di ufuk barat turut mengantar Sang Komodo menuju 'singgasana' di Kampung Ujung.

Seluruh peserta berjalan kaki. Sepanjang jalan menampilkan atraksi dari daerah masing-masing. Bupati dan Wakil Buapati Manggarai Barat, Kepala Kejaksaan, Kapolres, Kadis Pariwisata NTT, bersama sejumlah tokoh masyarakat menunggang kuda. Gagah perkasa.

Perlahan matahari tenggelam meninggalkan lembayung senja menawan. Lapangan sepak bola Kampung Ujung seketika berubah menjadi lautan manusia. Menyambut semarak arak-arakan Patung Komodo dimeriahkan atraksi menawan sepanjang jalan. Menghadirkan kebudayaan lokal NTT, tarian caci (tari perang). Tarian ini dimainkan anak laki-laki. Mereka memperlihatkan gerakan-gerakan berperang khas NTT.

Disambut antusias masyarakat Manggarai Barat dan para wisatawan. Langsung on fire. Padahal perarakan Patung Komodo hanya sebuah seremoni awal, namun terbukti menghipnotis wisatawan mancanegara maupun nusantara. Semua membeludak di venue festival. Kampung Ujung menjadi saksi sejarah. Tidak sedikit pula yang selfie dan langsung meng-upload-nya ke media sosial. Menarik guys!!!

Tiba di panggung utama Lapangan Sepak Bola Kampung Ujung Labuan Bajo, bupati bersama seluruh peserta Festival Komodo diterima secara adat. Disajikan ritual adat Kapu Manuk. Ritual ini memakai kendi dan ayam putih sebagai simbol kesucian. Pesta dimulai.

Yup! Festival Komodo 2018 menghentak nusantara, menginspirasi dunia. Mempromosikan Pulau Komodo ke kancah pariwisata internasional. Ditargetkan festival ini mampu menarik jumlah kunjungan turis mancanegara ke Labuan Bajo mencapai 500.000 orang pada tahun 2019.

Beragam kultur budaya nusantara dipentaskan. Ada pameran, lomba menghias serta mendayung sampan. Pengunjung festival juga bisa melihat-lihat kerajinan dan kuliner lokal di 20 stan pemerintah dan para pebisnis.

Ada juga bazar kuliner. Menghadirkan beragam olahan pangan lokal. Kue kering dengan olahan bahan dasar jagung, keladi, dan pisang. Rasanya dijamin sangat nikmat. Aneka jenis tenun khas NTT turut memikat asa. Soal kualitas, tidak perlu diragukan.

Menarik guys!!! Ada yang lebih hebat lagi. Festival Komodo tidak hanya menjadi replika nusantara. Keberagaman dunia juga dihadirkan. Kolaborasi budaya dari beragam etnik ini, semakin memperkuat karakter festival.

Sebagai destinasi wisata, Labuan Bajo sangat ramah untuk daerah lain. Membingkai kebhinekaan. Mereka juga diberikan kesempatan untuk unjuk kebolehan. Ada paguyuban seni Reog Ponorogo, paguyuban Bima, Makassar, Flores Timur, dan masih banyak lagi.

"Festival Komodo luar biasa. Mereka memberikan ruang lebih bagi daerah lain untuk mengenalkan budayanya. Nuansa ini sangat indah. Keberagaman dan toleransi masih terawat sangat baik," kata Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Esthy Reko Astuti.

Mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya, Esthy melukiskan toleransi di negeri ini masih sangat tinggi. Beragam budaya bersanding saling melengkapi. "Kolaborasi ini sangat bagus. Hal ini sebenarnya yang menjadi salah satu value dari Festival Komodo. Meski begitu, daerah di sini tetap menonjolkan ciri khas Komodo," terangnya.

"Dua jempol untuk konsep Festival Komodo. Sangat menginspirasi. Festival Komodo ini mengajarkan banyak hal, terutama kepada generasi milenial. Keberagaman itu karunia yang harus dijaga," pungkas Esthy.

Makin malam makin ramai. Opening ceremony Festival Komodo meriah. Tari Nunundake kreasi baru ditampilkan. Sebanyak 80 kids zaman now asal SMP se-Labuan Bajo berlenggak-lenggok. Sebelumnya digelar peragaan busana Paguyuban Nagekeo. Dengan kostum adat khas NTT, mereka juga membawakan tari Nagekeo.

Belum selesai kekaguman wisatawan, Paguyuban Ngada langsung beraksi. Ciri khas dari paguyuban ini adalah membawa parang plus baju adat khas Ngada.

Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dulla, melukiskan Festival Komodo sebagai momen yang tampan bagi masyarakat Manggarai Barat untuk mempromosikan berbagai potensi dan keunggulan daerah.

"Saya berharap festival ini dari tahun ke tahun ditingkatkan kualitasnya dan dikembangkan secara lebih baik untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan, sekaligus mendukung perkembangan ekonomi masyarakat yang berkeadilan dan berkelanjutan," tegasnya ketika membuka Festival Komodo di Lapangan Sepak Bola Kampung Ujung, Labuan Baj0, Senin (5/3/2018). Bunyi sirene menggema. Tepuk tangan membahana.

Menurutnya, pemerintah pusat bukan tanpa dasar menetapkan Festival Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Hal ini karena berbagai potensi alam yang indah dan ikon komodo sebagai salah satu keajaiban dunia.

Penutupan Festival Komodo 2018 berlangsung sangat meriah, Sabtu (10/3/2018) malam. Ribuan warga Labuan Bajo dan sekitarnya tumpah rua di Lapangan Sepak Bola Kampung Ujung. Pesta kembang api, pagelaran aneka tarian Manggarai, serta penampilan artis Yopi Latul dengan lagu Tobelo menghipnotis massa. Semarak!!!

Rutin Pentas Budaya
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu, M.Si, memberi apresiasi Festival Komodo 2018 karena brandingnya sangat tinggi menembus marketing internasional.

Indonesia memiliki 100 top even di bidang pariwisata. Empat di antaranya kebanggaan NTT, yakni Festival Komodo, Festival Likurai, Parade Kuda di Sumba, dan Tour de Flores (TdF).

"Yang lain bukan tidak menarik tetapi terus dipromosikan agar tetap mendunia. Apalagi devisa pariwisata dari tahun ke tahun terus meningkat. Kini pariwisata di posisi kedua sebagai sektor penghasil devisa terbesar nasional. Tahun 2016, devisa pariwisata mencapai 13,5 juta dollar AS. Tahun 2017 mencapai Rp 200 triliun lebih," tegas Marius saat memberi sambutan pada pembukaan (5/3) dan penutupan Festival Komodo (10/3), mewakili Gubernur NTT.

Marius memberi apresiasi kepada Bupati Manggarai Barat dan wakil bupati serta semua masyarakat Manggarai Barat, sehingga Festival Komodo ini berjalan lancar dan diberitakan secara luas oleh media cetak dan elektronik.

Juga kepada seluruh masyarakat Manggarai Barat dan komunitas etnis, suku dari berbagai penjuru tanah air yang berdiam di Manggarai Barat yang telah bersatu padu menyukseskan salah satu top branding dari 4 top branding yang dimiliki NTT yang bergabung dalam 100 Top Branding Indonesia.

Dia berharap Festival Komodo menjadi awal yang baik untuk mengembangkan pariwisata NTT dan pengembangan ekonomi kreatif.

Kepada Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Marius meminta agar menjamin bahwa kunjungan wisatawan tidak boleh mengganggu ekosistem dan habitat di Taman Nasional Komodo (TNK).

"Saya berharap agar Festival Komodo didukung oleh festival budaya dalam event yang lain. Malam minggu atau minggu malam bisa lakukan itu walaupun kecil. Apakah di halaman hotel, halaman RSPD agar disiarkan langsung atau di areal publik. Tiap minggu harus ada pentas budaya. Pariwisata harus dibuat gaduh," tegas Marius.

Marius mengimbau para bupati dan walikota agar terus menyemarakkan kota dengan even-even budaya, terutama kota-kota di pantai.

Menurutnya, setiap minggu harus ada even yang dipentas sebagai agenda tetap untuk menarik wisatawan. "Pemimpin harus kreatif, inovatif menciptakan even, pemimpin sebagai top manajer harus multitalen, punya gagasan. Kepala dinas hanya mengeksekusi. Dengan demikian kota itu hidup," terang Marius.

Dia juga meminta semua stakeholder agar mendukung pemerintah daerah dalam memajukan dunia pariwisata. (eni/ser)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved