Hari Perempuan Internasional
MIRIS! Pedagang di Pasar Ini Hanya Menonton Ketika Sampahnya Dipungut Aktivis Peduli Lingkungan
Bukan mau cari perhatian tapi ikut merasakan bagaimana kondisi pedagang terutama perempuan yang terpaksa berjualan di atas sampah.
Penulis: Hermina Pello | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Bahkan Aleta masih berhenti di bawah sebuah lapak untuk mengangkut sampah yang cukup banyak terutama sampah plastik. Sementara pemiliknya hanya melihat saja aksi ini.
Aleta yang ditemui mengatakan peringatan Hari Perempuan Internasional ini tidak hanya membuat pesta tapi betul-betul menyentuh perempuan saat dia alami kesulitan.

Baca: Derita Petani Garam di Maumere, Sebulan Hasilkan Rp 200 Ribu
"Ramai-ramai pilih sampah dan bagi yang ikut, bukan hanya mau cari perhatian tapi ikut merasakan bagaimana kondisi pedagang terutama perempuan yang terpaksa berjualan di atas sampah.
Bagaimana mendidik orang bahwa sebagian besarnya warga Kota Kupang membeli bahan makanan dari pasar ini dan kalau tidak ada kepedulian untuk bersihkan maka bahan makanan itu terkontaminasi dengan sampah," katanya.
Aleta Baun yang pernah meraih penghargaan internasional di bidang lingkungan ini tidak malu jika ikut pungut sampah.
"Saya ini diundang dan saya senang ikut kegiatan ini. Saya tidak malu," kata Aleta Baun.
Baca: Sidang Kasus Pasar Waimangura Sempat Diskors, Ini Pertanyaan Hakim Kepada Markus Dairo Talu
Sementara Lanny Koroh dari Teater Perempuan Biasa mengatakan dari komunitas ini sengaja memilih kegiatan ini untuk sentuh perempuan yang selama ini tidak tersentuh yakni perempuan di pasar.
Selain aksi pasar bersih juga diakhiri dengan pemeriksaan gratis tes lebih Hepatitis B dan tensi darah dari RSIA Dedari.
Sampah yang berhasil dipungut ada yang langsung di mobil sampah tapi ada yang tetap berada di dalam plastik hitam yang ditempatkan di pinggir badan jalan. (*)