Profesi Ini Gaji Rp 30 Juta Tapi Kurang Diminati Anak-anak NTT. Ada Apa Ya?

Khusus di Kota Kupang, gaji seorang chef di hotel berbintang dan restoran terkenal minimal Rp 10 juta per bulan.

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG/APOLONIA MATILDE DHIU
Chef Yoyok bersama rekan-rekannya di Swiss Bellin Kristal Hotel. 

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Aplonia Dhiu

POS KUPANG.COM, KUPANG--Kepala juru masak atau koki (chef) ternyata masih kurang diminati anak-anak Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain karena sekolah perhotelan di daerah ini minim, chef masih dianggap sekadar hobi. Padahal gaji seorang chef di hotel berbintang setara general manajer yang mencapai Rp 30 juta per bulan.

Khusus di Kota Kupang, gaji seorang chef di hotel berbintang dan restoran terkenal minimal Rp 10 juta per bulan. Beberapa chef di sejumlah hotel di Kota Kupang yang ditemui, Rabu (21/2/2018), umumnya berasal dari Jawa dan dan Sulawesi.

Mereka tidak semuanya lulus dari sekolah khusus. Ada yang belajar otodidak dan terus menambah wawasan dengan mengikuti berbagai pelatihan atau mencuri ilmu dari chef senior dan berpengalaman.

Baca: Hypermart Bundaran PU Buka Warung Pojok, Ada Aneka Ikan Bakar Lezat Harga Murah

Yoyok, chef di Hotel Swiss Bellin Kristal Hotel Kupang mengatakan, dirinya menjadi chef sejak tahun 1989. Ia belajar di sekolah kejuruan (SMEA) dan belajar memasak secara otodidak. Diakui Yoyok untuk menjadi chef tidak mudah. Dibutuhkan ketekunan dalam belajar.

"Prosesnya panjang, bekerja keras dan tekun. Mulanya saya tukang cuci piring, tapi saya belajar. Saya dibimbing kakak saya. Saat ini terkait menu sudah canggih, mau lihat masakan apapun ada di Google. Maki simpel, tidak seperti dulu. Mau jadi chef harus belajar dari orang-orang yang sudah master chef. Saya pernah kerja dengan orang China, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Karakter mereka beda-beda. Mau ambil satu resep saja dari mereka, saya dimaki dan dimarahi," tutur Yoyok.

Karyawan Waroenk Podjok PU 369 di Hypermart Bundaran PU menyiapkan menu sosis
Karyawan Waroenk Podjok PU 369 di Hypermart Bundaran PU menyiapkan menu sosis (POS KUPANG/ISTIMEWA)

Ia mengatakan, saat ini sudah ada sekolah perhotelan yaitu SMK Perhotelan dan Tata Boga. Yoyok mengakui di NTT sekolah perhotelan masih kurang. Menurut dia, pemerintah hendaknya menambah jumlah sekolah perhotelan.

Untuk terus mengasah kemampuannya, Yoyok bergabung dengan komunitas chef. "Saya bergabung dengan asosiasi chef yang pusatnya di Bali. Kami saling berbagi dan koordinasi untuk membuat menu-menu baru, terutama menu kuliner nusantara," ujarnya.

Menurut Yoyok, chef belum diminati karena orang menganggap kerja di hotel jadi momok dalam tanda petik. Tanggapanya negatif, pulangnya malam, padahal pelayanan chef itu untuk customer.

Baca: Bapak-bapak Lebih Suka Nonton Bola dan Bicara Politik, Majelis Sinode GMIT Bikin Gerakan Ini

Chief Farah Quin
Chief Farah Quin (TribunnewsBogor.com)

Kalau pelayanan tidak bagus pasti hotel tersebut tidak diminati. Menjadi chef, kata Yoyok, harus kreatif dan berdedikasi tinggi karena di situlah standar profesionalitasnya. Dia menghadirkan menu-menu yang enak, segar dan sehat.

Chef pada Concordia Lounge, Wahyu Adi Subroto mengatakan, chef adalah orang yang memimpin seluruh anggota atau staf yang bekerja di sebuah dapur hotel dan restoran. Menurutnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi anak NTT belum melirik pekerjaan ini. Pertama, passion dimana tidak semua orang berniat menjadi chef. "Kembali lagi kepada pribadi masing-masing orang. Setiap orang memiliki keinginannya sendiri, di mana ada yang bekerja sebagai dokter, teknisi, guru dan sebagainya," ujarnya.

Selain itu, kata Wahyu, pola pikir masyarakat NTT umumnya yang ingin menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Banyak orangtua yang mendambakan anaknya menjadi PNS karena beranggapan jaminan hidupnya jelas. Faktor lainnya terkait kultur.

"Berkaca dari pengalaman, masyarakat beranggapan dapur itu tempat kerja perempuan. Anggapan ini harus diubah bahwa dapur bukan selamanya untuk kaum perempuan," tegas Wahyu.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved