Hah! Sebanyak 1.200 Anjing Dikonsumsi Warga Dalam Sehari
Sebanyak 1.200 anjing dipotong untuk dimasak dagingnya di 136 warung di seluruh Surakarta.
POS-KUPANG.COM | Konsumsi daging anjing di Kota Solo sangat tinggi. Dalam sehari setidaknya 1.200 ekor anjing dipotong untuk dikonsumsi.
Catatan LSM Dog Friend Surakarta, sebagian dari anjing-anjing itu didatangkan dari Jawa Barat atau Jawa Timur.
"Sebanyak 1.200 anjing dipotong untuk dimasak dagingnya di 136 warung di seluruh Surakarta," kata Ketua Dog Friends Surakarta Fredy Irawan seperti dikutip dari laman thejakartapost.com.
Fredy mencatat, bisnis ini melibatkan praktik-praktik yang kejam. Bahkan, lanjut dia, sering kali anjing tidak dipotong, tetapi dicekik atau ditenggelamkan hingga mati.
"Ini penyiksaan. Sebab, pelanggan yakin, daging anjing jauh lebih nikmat jika darah anjing tidak mengalir saat hewan itu dibunuh," ujar Fredy.
Baca: Sidang Cerai, Ahok Beberkan 12 Bukti Perselingkuhan Veronica Tan
Baca: Tim Marianus-Emi Lakukan Ini Bagi Pemilih Belum Miliki e-KTP
Pada 2017, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, Solo menjadi kota dengan konsumsi daging anjing tertinggi di provinsi itu.
Dinas Peternakan mencatat, setidaknya 400 anjing dipotong setiap hari. Angka ini meningkat drastis dari hanya 63 anjing yang dipotong pada 2015.
Selain di Solo, riset yang dilakukan Yayasan Perubahan untuk Hewan (CFAF) menunjukkan, level konsumsi daging anjing juga amat tinggi di Provinsi Sulawesi Utara.
CFAF menemukan, setidaknya 8.000 anjing, termasuk hewan yang dicuri dari kediaman warga atau diambil di jalanan, dipotong setiap pekannya.
Baca: KSDA NTT Bentuk Unit Penanganan Satwa

"Amat penting untuk menghentikan penjualan daging anjing, tidak hanya untuk kesejahteraan hewan, tetapi juga untuk kesehatan manusia," kata Lola Webber dari CACF.
Lola menambahkan, tidak mengonsumsi daging anjing bisa membantu mencegah penyebaran rabies kepada manusia.
Di Solo, warung-warung daging anjing bisa dengan mudah ditemukan. Mereka menawarkan berbagai jenis kuliner, mulai dari apa yang disebut dengan nama sengsu hingga sate anjing.
Warung-warung ini sudah menjamur di Solo selama berpuluh-puluh tahun dan keberadaannya tak pernah diusik semua wali kota.
"Kami tak bisa melarangnya karena tak ada regulasi yang bisa digunakan untuk melarang. Tradisi kuliner ini sudah ada sejak dahulu," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Baca: Penemuan Baru! Bisa Isi Daya Baterai HP Hanya dengan Tepuk Tangan dan Menari
Salah satunya adalah Sukardi (61) yang sudah menjual masakan berbahan daging anjing sejak 1979.
Kini, Sukardi memiliki empat warung makan dengan menu utama daging anjing.
Dia harus merogoh kocek Rp 150.000 untuk mendapatkan seekor anjing. Namun, dia bisa meraih keuntungan hingga Rp 3 juta sehari.
Dalam satu hari, Sukardi membutuhkan 8 hingga 12 anjing untuk dipotong dan dimasak demi memenuhi kebutuhan pelanggan di keempat warungnya itu. (kompas.com)