Bensin Paling Langka di Lembata

Krisis BBM) kini melanda Kabupaten Lembata. Akibatnya harga yang dijual pun mencapai Rp 20.000/botol aqua.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Bensin Paling Langka di Lembata
Pos Kupang
ILUSTRASI bensin dijual eceran menggunakan botol

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Frans Krowin

POS KUPANG.COM, LEWOLEBA - Krisis bahan bakar minyak (BBM) kini melanda Kabupaten Lembata. Akibatnya BBM di daerah itu menjadi langka sehingga harga yang dijual pun mencapai Rp 20.000/botol aqua.

Disaksikan Pos Kupang, Jumat (16/2/2018), kelangkaan bahan bakar minyak itu baik premium (bensin), solar maupun minyak tanah. Namun dari ketiga jenis BBM tersebut, premium merupakan jenis bahan bakar yang terasa sangat kurang di daerah tersebut.

Sejak pagi hingga petang hari, satu-satunya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) penuh dengan antrean kendaraan. Kendaraan yang antre di SPBU itu relatif banyak. Panjangnya mencapai sekitar satu kilometer.

Kendaraan yang antre itu tak semata sepeda motor tetapi juga mobil pikap. Untuk memudahkan pelayanan, petugas SPBU memisahkan antrean tersebut.

Untuk kendaraan roda dua, antreannya di bagian barat SPBU. Sedangkan mobil pick up dan truk, berjejer di bagian timur.

Lantaran volume BBM di SPBU itu relatif terbatas, maka pelayanan yang diberikan pun terpaksa dibatasi. Untuk sepeda motor, hanya dilayani dua liter per sepeda motor. Sementara BBM untuk mobil volumenya lebih banyak.

Satu hal yang cukup ironis, adalah para sopir maupun pengendara sepeda motor itu tak sedikit yang merelakan waktunya untuk antre BBM. Pasalnya, setelah antre, mereka menyedotnya kembali untuk dijual lagi.

Akhir-akhir ini, masyarakat Lewoleba dan sekitarnya, ramai-ramai menjual bensin di pinggir jalan. Bensin itu dijual dengan harga Rp 20.000/botol aqua. Sedangkan takaran tiga perempat botol seharga Rp 15.000 dan setengah botol Rp 10.000.

Belum diketahui pasti kapan krisis BBM tersebut akan berakhir. Tetapi melihat cuaca yang kurang bersahabat belakangan ini, diperkirakan kelangkaan bahan bakar minyak itu masih berlangsung hingga beberapa pekan ke depan.

Terhadap kondisi itu, sejumlah masyarakat Lembata meminta pemerintah agar segera menertibkan penjualan BBM yang terjadi secara sporadis di Ibukota Kabupaten Lembata tersebut. Pasalnya, penjualan BBM di botol-botol itu hanya menguntungkan pihak tertentu.

"Kami minta pemerintah agar menertibkan pengecer BBM di daerah ini. Tanpa itu, kelangkaan BBM ini akan terus terjadi. Karena yang lebih banyak mendapatkan BBM, adalah mereka yang merelakan waktunya untuk antre berjam-jam di SPBU. Setelah itu mereka menjualnya dengan harga tinggi. Padahal mereka membeli BBM itu dengan harga subsidi," ujar Melki Lengari.

Hal senada diungkapkan Johni Watun, Moses Ruing dan beberapa warga lainnya. Mereka mengatakan, jika penjualan BBM di botol-botol itu ditertibkan, maka kelangkaan BBM di daerah ini setidaknya dapat diatasi. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved