Derita Penyakit 'Kaki Gajah' 30 Tahun, Pria Ini Bersyukur Akan Jalani Kehidupan Normal Pasca Operasi
"Saya telah melepaskan semua harapan, bahkan saya khawatir kaki saya harus diamputasi jika infeksi menyebar,"
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
POS-KUPANG.COM -- Seorang pria didiagnosis menderita penyakit kaki gajah setelah terjangkit infeksi cacing parasit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk.
Pria yang diketahui bernama Saidalavi (46) ini berbaring di tempat tidur sejak 2016 karena adanya benjolan besar di pahanya.
Akhirnya dia terpaksa menjalani operasi setelah benjolannya terinfeksi dan semakin besar.
Baca: Perlu Saluran Pembuang untuk Cegah Tidak Terjadi Banjir di Desa Kuta
Minggu ini tepat satu bulan setelah operasi, Saidalavi bisa berdiri lagi saat menjalani masa pemulihan di Amrita Institute of Meical Sciences di Kochi, India.
"Saya berterima kasih kepada para dokter dari lubuh hati saya karena mengungkinkan saya menjalani kehidupan normal kembali," kata Saidalavi seperti dikutip dari Metro.co.uk pada Kamis (15/2/2018).

"Saya telah melepaskan semua harapan, bahkan saya khawatir kaki saya harus diamputasi jika infeksi menyebar," tambahnya.
"Ternyta saya merasa telah mendapatkan hidup saya kembali dan berharap bisa bekerja lagi," ujar pria berusia 46 tahun tersebut.
Baca: Wah! Wakil Walikota Bilang Bangun Pariwisata Seperti Rujak, Warna Warni dengan Berbagai Rasanya
Saidalavi telah didiagnosis menderita kaki gajak sejak 30 tahun yang lalu dan telah menjalani operasi namun pembengkakan terus terjadi.
Sebuah tim dokter yang terdiri dari lima ahli bedah dan tiga ahli anestesi berhasil menagangkat benjolan tersebut selama lima jam operasi.
Dr Subramania Iyer, kepala bedah plastik dan rekonstruksi mengatakan: "Itu adalah operasi yang rumit."
Baca: Pengunjung Taman Nostalgia Kupang Kencing Sembarang Tempat
"Beberapa komplikasi bisa meningkat karena pasien kelebihan berat badan dan ketidakmampuannya untuk berjalan," ujar Subramania.
"Ini adalah tantangan bagi ahli anestesi untuk mengelola eksisi besar pada pasien yang kelebihan berat badan," tambahnya.
