Diplomasi Hidup Sehat antara Tabib dan Tabiat
Hidup seseorang dikatakan bernilai dan bermanfaat bila hidupnya berbuahkan kebaikan, memicu pengembangan
Betapa istimewanya para tabib moderen dalam masyarakat, karena profesi mereka berkaitan langsung dengan persoalan manusia yakni hidup, mati, sehat, sakit dan sembuh.
Namun pada saat yang sama mereka dituntut untuk bertindak secara benar sesuai etika profesi serta spirit care yang tinggi terhadap setiap orang yang datang pada mereka.
Profesi tabib sudah dikenal bangsa Israel sebelum kedatangan Kristus. Eksistensi tabib diapresiasi demikian; "Hormatilah tabib sebagaimana mestinya sebab Ia kau butuhkan " (Sirakh 38 :1). Tabib dengan kearifan dan keterampilannya mengupayakan kesehatan bagi manusia bahkan dipandang sebagai perpanjangan tangan yang Ilahi untuk menghadirkan damai sejahtera di bidang kesehatan. Melalui pekerjaan dan pelayanan para tabib "Pekerjaan Tuhan berlanjut dan kesejahteraan dipertahankan di bumi" (bdk. Sirakh 38: 8).
Salah satu karakter tabib adalah memiliki sikap peduli (care). Peduli terhadap orang sakit dengan memberikan perhatian yang tulus, ramah-tamah dalam dialog yang manusiawi dan penanganan secara benar mempercepat kesembuhan fisik maupun psikis yang diderita pasien.
Tentang spirit care , setiap kita dapat belajar dari Yesus Kristus yang dalam hidupNya, menghadirkan kabar gembira melalui dialog dan tindakan menyembuhkan orang sakit yang dihayati sebagai Sikap Allah yang peduli, atas persoalan manusia yang berdosa, sakit dan terbatas.
Yesus berupaya memelihara ketajaman care melalui doa. Lihatlah apa yang dilakukan Yesus setelah menyembuhkan orang sakit? "Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap,
Ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana" (Markus 1:35).
Sikap Yesus ini dapat menginspirasi Para tabib moderen untuk tetap berdoa dan menegaskan hubungannya dengan Allah sebagai tabib absolut. Sebab ada ungkapan berbunyi "Para tabib merawat, tapi Allah yang menyembuhkan."
Sehat itu Sebuah Pilihan Sadar
Hidup sehat mestinya disadari sebagai sebuah tabiat atau kebiasaan yang dilakukan dengan sadar dan tanggungjawab oleh saban insan manusia. Karena kesehatan itu sangat prinsipiil.
Hanya dalam keadaan sehat manusia dapat mengekspresikan diri secara maksimal. Maria Hartiningsih dalam mengapresiasi Pemikiran Dr.dr. Tan Shot Yen (Nasehat buat sehat ,2017), menulis "Sehat bukan sekadar tidak ada penyakit di tubuh. Gaya hidup sehat mengisyaratkan kesehatan menyeluruh yakni lingkungan alam yang sehat, makanan yang sehat, pikiran dan kondisi jiwa yang sehat".
Bahkan, orang-orang beriman percaya bahwa kesehatan dan hidup sehat itu sebuah anugerah Allah. Anugerah yang mesti disyukuri dan dirawat dengan penuh tanggungjawab.
Begitu pentingnya kesehatan dalam hidup , sehingga dalam interaksi sosial yang sederhana pun, hal pertama yang ditanya saat berjumpa adalah informasi tentang kesehatan, apakah anda sehat? Sebagai tanda pengingat dan care bahwa kesehatan itu prioritas. Pertanyaannya sebagai makhluk sosial apa yang mesti kita lakukan?
Setiap insan seyogyanya care dengan persoalan kesehatan, mulai dengan mengupayakan gaya hidup sehat secara pribadi, memperhatikan dan memelihara kebersihan lingkungan dengan menempatkan sampah dan mengolah limbah secara benar, serta ikut bertanggungjawab membantu pemerintah mewujudkan kesehatan yang bermartabat sebagai kebutuhan dasariah dalam merealisasikan kesejahteraan bersama yang harmonis dan membahagiakan.
Agar pandangan "World Health Organization, bahwa sehat itu adalah kondisi sejahteranya fisik, mental dan sosial seseorang secara menyeluruh bukan sekadar tidak adanya penyakit atau gangguan kesehatan berlama-lama" ( Dr.dr. Tan Shot Yen, 2017, hal 1) , sungguh-sungguh menjadi bagian dari penghayatan dan life style kita.
Sudahkah Anda sehat? Tanyalah pada diri sendiri, juga kepada sang tabib moderen. Semoga pola hidup sehat sungguh jadi tabiat. Nah. *