Ternyata, Bill Gates Kikuk Saat Rahasia Besarnya Dibongkar Pengusaha Indonesia ini
Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun lebih atau hampir setara dengan APBN negara kita.
POS-KUPANG.COM--Siapa yang tak mengenal Bill Gates?
Pendiri Microsoft ini disebut-sebut sebagai orang terkaya di dunia.
Kekayaannya diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun lebih atau hampir setara dengan APBN negara kita.
Sekitar Mei 2008 lalu Bill Gates untuk pertama kalinya mengunjungi Indonesia.
Pada suatu momen ia bertemu sejumlah pengusaha tanah air untuk sekedar tanya jawab dan berbagi.

Pertemuan itu di hadiri seratusan pengusaha dan dikemas dalam bentuk acara makan malam.
Salah satu pengusaha yang beruntung mendapat kesempatan itu adalah Mardigu Wowiek.
Sekadar diketahui Mardigu adalah Owner PT Titis Sampurna, PT Empora Gaharu, Narapatih Mind & Mental Clinic, Founder Rumah Yatim Indonesia.
Selain itu ia juga seorang pakar Micro Expressions.
Baru-baru ini, di fanpage resminya Mardigu kembali mengenang acara makan malam bersama Bill Gates dalam sebuah tulisan.

Mardigu membagi tulisan ini dalam dua bagian.
Tulisan pertama diunggah pada 23 Januari 2018 lalu dengan judul: BILL GATES KIKUK.
Tulisan kedua yang sekaligus pamungkas diungggah berjudul: BILL GATES TIDAK AKAN PERNAH BISA, 28 Januari 2018.
Mardigu mengungkapkan jika dirinya adalah salah satu pengangum Bill Gates.
Singkat cerita dalam pertemuan itu Bill Gates membuka kesempatan bagi pengusaha-pengusaha Indonesia untuk mengajukan peertanyaan.

Dari seratusan peserta Bill Gates hanya akan menjawab 5 pertanyaan.
Namun salah satu pertanyaan yang berhasil membuat Bill gates kikuk adalah yang diajukan Mardigu:
BILL GATES KIKUK
Tulisan di media mengenai Bill Gates membayar hutang Nigeria ternyata ada berdampak ke saya walau sedikit. Di inbox dan di WA beruntun menyatakannya. Geer dong si sontoloyo ini di ingat.
Di ingat karena pengalaman saya yang cukup aneh untuk di kenang.
Begini muasalanya. Banyak sahabat saya tahu bahwa saya ini punya kebiasaan aneh, yaitu suka mengunting gambar jika gambar tersebut merupakan keinginan kuat saya atau cita-cita saya.

Misalnya foto bill gates. Ada di dompet saya (dulu) sekarang sudah saya ganti. Dari dulu saya bercita-cita ingin makan malam, ngobrol dengan orang paling kaya sedunia. Karena yang paling kaya saat itu adalah Bill gates ya fotonya ada di dompet saya.
Singkat cerita, hal itu terjadi yang saya syukuri tak pernah berhenti adalah terkabulnya salah satu permintaan saya. Yaitu merasakan pengalaman makan malam bersama Bill Gates, orang terkaya di dunia.
Itu terjadi ketika dia berkunjung ke Indonesia mei 2008.
Memang bukan pertemuan ekslusif makan berdua. Tetapi di undang oleh panitia (sahabat saya wartawan senior) yang menyelenggarakan seminar dan pertemuan besar Bill Gates dan presiden SBY dalam sebuah forum di jakarta.
Makan malam tersebut di hotel Mulia bersama-sama 400 undangan special lainnya. Dan saya sangat terhormat dan tak henti bersyukur.
Makan, berbicara dengan nya (mmr Gates) adalah mimpi lama saya terhadap bill gates. Saya tulis di catatan harian sejak lama bahkan sering saya ulang-ulang katakan atau bayangkan : makan malam dan berdiskusi dengan Bill gates dan bertanya resepnya menjadi terkaya didunia.
Jadi malam itu teori "kekuatan mimpi" saya buktikan kebenarannya.
Malam itu walaupun beliau duduk jauh. Namun aura kebesarannya menguasai ruangan makan malam bersama. Saya sengaja mengambil posisi agak samping sehingga saya bisa melihat mimic wajahnya, gerakan makan malam dan cara nya bicara, pastinya semua "gesture" tubuhnya saya bisa lihat dengan jelas.
Saya bahkan berusaha "mem-mirror" gerakannya. Meniru body language nya. Saya ngak perduli apa kata orang di depan dan sekeling meja saya yang saya tidak kenal juga. Mereka heran, ini orang ngapain sih negelihatin Bill Gates sampai kayak gitu amat?!.
Agaknya makan malam dengan orang sukses tanpa memanfaatkan satu dua pertanyaan ngak seru kali ya. Sehingga makan bersama-sama tersebut tidak disisa-siakan panitia untuk memanfaatkan kehadiran Bill Gates dengan sebuah acara tanya jawab.
Jadi setelah makan malam tersebut ada tanya jawab sedikit menjawab pertanyaan dari para tamu.
Panitia mengadakan pengumuman kecil, adakah dari undangan yang mungkin ingin bertanya apa saja kepada Mr Gates?
Ternyata lebih separuh yang hadir mengangkatkan tangannnya. Wah kaget juga saya melihat antusiasme undangan yang ingin bertanya tersebut.
Lalu hasil rembugan sebentar antara panitia dengan tamu kehormatan ini pertanyaan di batasi. Hanya dibatasi 5 pertanyaan saja. Maka kami semua yang berniat bertanya menuliskan pertanyaan kami diselembar kertas.
Yang terjadi selanjutnya, tetap saja banyak yang mengacungkan tangan meminta kertas untuk mengajukan pertanyaan.
Jantung saya berdebar-debar keras. Saya sangat ingin mendapat kesempatan berkomunikasi di malam itu, namun berkompetisi dengan seratus pertanyaan lebih apa ada "chance" nya?. Juga dalam hati kecil saya, cita-cita saya adalah makan malam dengan bill gates plus "jagongan" ada ngonrolnya.
Makan malam walau jauh namun bisa terlihat jelas ok lah saya masukan sebagai pemenuhan syarat makan malam bersama. Tetapi "ngobrolnya" belum. Dan kalau dia membacakan pertanyaan saya dan menjawab, mungkin saya masukan ini sebagai "ngobrol" dengan orang paling kaya sedunia.
Akan kah pertanyaan saya di jawab atu di baca? Peluangnya? 1%!!!
Saya ambil kertas dari panitia dan bolpoin saya buka. Saya belum tahu mau menulis apa atau bertanya apa? Mata saya sapu melihat semua orang melakukan hal yang sama, menulis di secarik kertas. Aduh..hanya 5 pertanyaan? Apa pertanyaan saya bagian dari yang akan dijawab atau terlewatkan? Saya bertanya dalam hati dengan gelisah.
Entah bagaimana keyakinan saya memuncak, saya tahu teorinya bagaimana tulisan kita bisa membuat "fascinated" mempesona. Framing tulisan adalah domain saya, itu kalimat saya dalam hati untuk melakukan penyemangat "self push". Saya tahu bagimana menyusun kalimat tersebut namun "thema" tulisannya tentang apa, itu yang membuat otak saya berfikir keras.
"Mari dikumpulkan?", pengumuman singkat panitia dan crew mulai mengumpulkan pertanyaan tersebut. Saya terus bergumul berbicara dalam hati. Tapi saya optimis, dari lebih dari seratus pertanyaan tersebut pasti pertanyaan saya di bacanya dan di jawabnya. Saya punya 2 detik waktu untuk membuat "impress" orang dengan tulisan.
"Saya bisa melakukan itu", saya optimis. Masak pernah belajar komunikasi ngak bisa memanfaatkan keilmuan tersebut dalam priming forcing in writing. Maka saya membuat kata perkenalan yang memikat sebisanya dalam 2 detik bersama secarik kertas untuk menarik perhatian Billl Gates.
Saya tulis sebuah kalimat(......)"!
Saya tutup kertas tersebut. Saya berikan kepada panitia yang lewat dan mengumpulkan. Semua kertas tersebut diserahkan kepada Bill Gates dan seorang mitra nya mr Gates berdiskusi berbisik perlahan.
Santai sekali Bill Gates malam itu. Dengan kemeja batik wajah dan penampilannya bersahaja. Siapa yang sangka kekayaannya di sejajarkan APBN nasional indonesia untuk menghidupi pemerintahan selama 1 tahun dengan 250 juta penduduk, HAMPIR SAMA.
Perlahan-lahan satu persatu lembar pertanyaan tersebut dibuka dan dilhat sekilas. saya terus memperhatikannya. Semua dibacanya kurang dari satu detik mungkin. Ada 1 kertas dikesampingkan. Kemudian menyeleksi lagi. Semua kegiatannya saya perhatikan, dan saya tiru dalam gerak kecil.
Dalam pikiran saya, saya gambarkan dia terhenti pada pertanyaan saya dan menjawab.
Mendadak konsentrasi saya pecah dengan sebuah suara. Suara Bill Gates menggema diseluruh ruangan menyapa kami semua dan mengucapkan terima kasih atas moment ini. dari cara ia berkomunikasi terpancar sebuah ketulusan mendalam terasa dari nadanya.
Wah keren, kagum saya dengan intonasi tersebut. mendalam, dewasa, tulus...sebuah intonasi yang tidak bisa dibuat-buat. Itu sudah karakter.
Pertanyaan pertama dijawabnya. Pertanyaan tentang kemungkinan berbisnis di indonesia. Ini pertanyaan dari seorang petinggi BUMN. Terlihat senyum bangga karena pertanyaanya dijawab Mr gates. Dijawab dengan gambaran ya dia akan berinvestasi di indonesia, oleh Bill Gates dengan lugas dan inspiratif.
Pertanyaan kedua, tentang apa rencana microsof kedepan. Pertanyaan ini oleh kolumnis teknologi koran terkemuka ibukota dan nasional seorang pria sederhana dengan jenggot disekiling wajahnya, dan semua orang kenal dia. Sangat terkenal figur kolumnis ini.
Berlanjut ke pertanyaan ke tiga dan ke empat yang di jelaskan Mr Gates dengan gamblang dan semua dengan jiwa social yang besar akan pengentasan kemiskinan, laptop dan alat komikasi murah, internet gratis dan perjuangannya akan eradicate decease, memusnahkan penyakit.
Ruangan di penuhi dnegan tepuk tangan meriah. Sampailah pertanyaan terakhir.
Dia memberi jeda cukup lama. Berkali kali dia bolak balik melihat kertas dan mencari ganti dan membalik lagi kertas. Dari mike bisa terdengar dia berbisik mencoba mencari beberapa kertas lainnya.
Dia menggelengkan kepala berkali-kali itukah yang kami saksikan hingga teman di sebelahnya berkata, just pick any question. Yang membuat jawaban mr Gates walau berbisik saya bisa menangkap, this very AWKWARD statement. I READ IT FEW TIMES ABOUT THIS QUESTION. IT'S MAKE MY UNCOMFORTABLE Intinya adalah pertanyaan tersebut membuatnya gundah kerena apa yang kita tidak tahu. Nebak-nebak buah manggis aja kali ya.
Sebenarnya tidak ingin di jawab karena jangan-jangan ada "belief system" hidup Bill gates yang terusik. Mungkin menurutnya dunia belum mengetahuinya. Mungkin tidak perlu dunia mengetahuinya. Hahaha itu hanya tebakan mainan isi kepala saya yang berandai-andai. Pastimya kami tidak tahu dia sedang membicarakan kertas siapa.
Jeda sangat lama sebelum Bill Gates melanjutkan pembicaraannya sehingga ruangan menjadi hening. Bahkan tegukan air di leher seseorang yang sedang minum terdengar jelas.
Tak lama suara mike bergemerisik. Lalu terdengan suara, WHO is..Mr MARDIGU wow..iek..suara Mr gates mengeja lambat sebuah nama : WAH...NAMA SAYA DISEBUT BILL GATES!!
Meledak jantung saya berdebar keras hingga mungkin seluruh ruangan mendengarnya..DAG DUG DAG DUG.
"Yes mr Gates..i m here..." saya berkata dengan nada suara setengah tercekat, setelah seorang mike runner menghampiri saya setelah tangan saya angkat tinggi. Wah, seluruh mata tertuju pada saya, tubuh saya mengecil seakan susut 50%, mengecil. saya mengatur nafas yang tidak teratur, saya rasa semua orang memperhatikan tingkah saya itu.
Mungkin dalam hati orang sekitaran memperhatikan saya yang mendadak menjadi "center of attention", dimana dalam hati mereka berkata. Ini toh si sontoloyo yang buat awkward Bill gates!. Dalam hati saya jadi merasa bersalah telah bertanya membuat Billl Gates kikuk. Tapi strategi saya berhasil setidak-tidaknya surat saya diperhatikan.
Your statement make me uncomfort, bill gates diam lama, yang dilanjutkan, i don't think the world ready yet, even my self. matanya menatap tajam kearah saya. Dan kali ini saya yang uncomfort.
Beberapa orang di barisan depan bertanya-tanya, dan suara gerundelan mereka terdengar beberapa bule berkata berbisik, what was the question? Apa sih statement yg bisa membuat bill gates kikuk?
Ini tulisan repost, maaf saya potong ceritanya karena kepanjangan. Mungkin sahabat bertanya apa yang saya tulis itu semua terjawab di status berikut setelah ini. (*)