Istana Ular di Manggarai Barat, Pengunjung Harus Menjalani Ritual Adat
"Jangan lupa membuat ritual sebelum masuk ke dalam gua. Wisatawan harus buat ritual dengan didampingi tokoh adat suku Ronggot."
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Alfons Nedabang
Tidak hanya warga lokal, melainkan wisatawan macanegara dan nusantara.
Sebelumnya, wisatawan yang berkunjung ke Istana Ular hanya sekali dalam dua sampai tiga bulan.

"Wisatawan mancanegara yang terakhir datang kunjung ke istana ular, yaitu mahasiswa dari Belanda. Sedangkan wisatawan nusantara ada beberapa rombongan. Khusus untuk warga lokal yang paling ramai yaitu saat tahun baru," jelas Ari.
Meningkatnya kunjungan wisatawan diduga dipicu semakin gencarnya promosi Istana Ular lewat media sosial.
Lebih lanjut Ari mengatakan pemerintah desa ingin menata dan mengelola obyek tersebut.
Namun belum ada pembagian peran antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah desa.
"Kami berharap agar ada pembagian peran, mana kewenangan pemerintah daerah dan mana kewenangan pemerintah desa. Perlu diatur lewat Perbup atau Perda. Kewenangan kami di desa mengatur bagian mana pada obyek itu dan kewenangan pemerintah daerah bagian mana," ujar Ari.

Dia menjelaskan di obyek wisata Istana Ular sudah dibangun pos jaga oleh pemerintah daerah.
Namun pos jaga itu belum ada penjaganya.
"Setiap wisatawan yang datang selama ini masih bebas dihandle oleh warga setempat. Tetapi yang punya keterikatan dengan obyek itu adalah masyarakat dari suku Ronggot," katanya.
Ari mengingatkan pengunjung yang memasuki Istana Ular harus menjalani ritual.
"Jangan lupa membuat ritual sebelum masuk ke dalam gua. Wisatawan harus buat ritual dengan didampingi oleh tokoh adat dari suku Ronggot," ujar Ari mengingatkan.
Anda tertarik?(*)