Berita Kota

Labkes NTT Sangat Dibutuhkan Untuk Pembenahan Labkes di Daerah

Ini demi meningkatkan layanan kepada masyarakat supaya lebih dekat dan stakeholder bisa berkonrtibusi untuk pembangunan di NTT.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Agustinus Sally (pegang Mic) saat memandu Pertemuan Jejaring yang digelar oleh Labkes NTT, Jumat (8/12/2017) di In dan Out Resto Kupang. 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Unit Pelayanan Teknis (UPT) Laboratorium Kesehatan NTT sangat berperan dan dibutuhkan untuk pembenahan laboratorium didaerah-daerah.

Ini demi meningkatkan layanan kepada masyarakat supaya lebih dekat dan stakeholder bisa berkonrtibusi untuk pembangunan di NTT.

"Ada 500 an lab yang harus ditangani oleh UPT Labkes NTT. Peran Labkes NTT sangat dibutuhkan. Membangun sistem jejaringnyapun mulai dari pusat, provinsi sampai ditingkat bawah," ungkap Dr. Ermy Ndoen saat memberikan materi tentang Membangun Jejaring Labkes Di Provinsi NTT pada Pertemuan Jejaring yang digelar oleh UPT Labkes NTT, Jumat (8/12/2017).

Ia mengatakan, dalam konteks publik health Labkes sangat penting. Diantaranya bagaimana menjaga kualitas akreditasi. Unsur public health itu ada laboratorium.

"Yang harus kita lakukan sebagai masyarakat secara kolektif dan kerjakan untuk meningkatkan kesehatan," ujarnya.

Menurut Ermy Ndoen, fungsi utama labkes kesmas yaitu dalam bentuk pencegahan, pengendalian dan surveilance penyakit. Selain itu manajemen data terpadu lab sebagi referensi dan melakukan pengujian khusus seperti kesehatan perlindungan lingkungan.

Ia mengungkapkan, labkes juga berfungsi untuk melihat keamanan makanan/pangan serta perbaikan dan regulasi.

"Langkah membangun jejaring harus ditingkatkan. Identifikasi, tujuan jangka pendek, panjang dan akan merasakan manfaat jejaring yang kita bangun," ungkapnya.

Sementara, Dosen Analisis Poltekkes Kupang, Wilhelmus Olin, dalam paparannya menjelaskan, mutu lulusan PT di Indonesia saat ini belum ideal.

"Peningkatkan mutu di Perguruan Tinggi harus dilihat dari tiga unsur yaitu, mahasiswa yang dididik, dosen sebagai pengajar dan pendidik serta sarana-prasarana," ungkapnya.

Ia mengatakan, dosen tidak cukup sekolah S2 tapi harus ada soft skill dan terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan melalui pelatihan-pelatihan.

"Sarana dan prasarana juga masih menjadi persoalan. Kita harus membuat terobosan dan membangun jejaring dengan UPT Labkes," ungkap Olin.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved