Pengembangan Kuliner Lokal Masih Sulit di Labuan Bajo
Pengusaha kuliner susah mendapatkan mitra warga lokal yang menguasai dan memahami kuliner asli.Pemerintah daerah terus menggali potensi kuliner lokal.
Penulis: Servan Mammilianus | Editor: Alfons Nedabang
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Servan Mammilianus
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Pengembangan wisata kuliner di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat masih sulit diterapkan.
Pengusaha kuliner susah mendapatkan mitra warga lokal yang menguasai dan memahami kuliner asli.
Pemerintah daerah dan komponen terkait lainnya diharapkan terus menggali potensi kuliner lokal secara intensif.
"Untuk kuliner masih kesulitan cari mitra untuk pengembangan kuliner lokal. Mungkin kita semua perlu menggali lagi," kata Sahna Fatina dari Kementerian Pariwisata saat pembukaan kegiatan Penguatan Jejaring Wisata Labuan Bajo di Hotel Laprima Labuan Bajo, Jumat (23/11/2017).
Sahna Fatina menyebut dari 10 destinasi prioritas nasional saat ini, ada empat destinasi yang menjadi prioritas pengembangan, yaitu Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika dan Borobudur.
Sesuai keinginan presiden, kata dia, pengembangan pariwisata Labuan Bajo juga harus turut mejangkau semua kabupaten di Flores.
Salah satu yang akan dikembangkan, yakni Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Labuan Bajo-Flores.
Dia juga menegaskan bahwa pengembangan pariwisata Labuan Bajo harus mengacu pada ekowisata.
Menurutnya ada tiga klaster pariwisata yang difokuskan, yaitu Klaster Taman Nasional Komodo (TNK), Klaster Labuan Bajo dan Klaster Manggarai.
Termasuk menata beberapa spot menarik di Labuan Bajo, antara lain Puncak Bukit Cinta dan Puncak Waringin serta pemberdayaan masyarakat.
Sahna Fatina menyampaikan, dalam APBN 2018 mendatang, penambahan alokasi anggaran untuk TNK, empat kali lipat dari sebelumnya, antara lain untuk biaya patroli Pol Air, polisi dan petugas TNK sendiri.
Terkait Bandara Komodo, dijelaskannya akan dinaikan statusnya menjadi Bandara Internasional sekitar bulan Februari 2018 mendatang.
Dengan demikian pengelolahan Bandara Komodo akan dialihkan.
Dia meminta agar event-event seperti festival harus lebih sering dilakukan.
Saat ini, wisatawan manca negara yang paling sering berkunjung ke Labuan Bajo kata dia, berasal dari Australia dan Singapura.
Namun wisatawan Nusantara juga sangat tinggi dan cendrung meningkat.
"Untuk pembangunan dermaga marina. Sedang dilakukan Amdal dan ada yang direvisi. Juga harus terlebih dahulu menyiapkan TPI yang baru," kata Sahna Fatina.
Sedangkan terkait program home stay, masih menghadapi kendala sehingga pelaksanaannya belum maksimal.
"Awalnya ditargetkan tujuh ratus unit home stay, ternyata sulit karena ada beberapa kendala. Seperti lahan, SDM pengelolahan dan modal," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat, Theo Suardi berharap agar semua komponen bergerak dan bekerja sama serta tidak terganggu dengan isu-isu tertentu.
"Kita sering diganggu oleh isu-isu yang membuat semangat kita tergerus. Tumbuhkan semangat kita dan mengambil peran," katanya.
Dia mengakui besarnya perhatian dari Kementerian Pariwisata terhadap pengembangan potensi wisata di Labuan Bajo.(*)