Wanita Ini Dihajar Hingga Babak Belur Gara-gara Mencuri
Mei Watun, remaja berusia 15 tahun, dihajar hingga babak belur oleh massa.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Frans Krowin
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA – Mei Watun, remaja berusia 15 tahun, dihajar hingga babak belur oleh massa.
Ini terjadi karena oknum perempuan itu mencuri handphone milik Lia Wuwur, seorang warga Kelurahan Lewoleba Selatan, Kabupaten Lembata.
Kasus pencurian berawal ketika Mei bertamu ke rumah Lia Wuwur Minggu (19/11/2017) sekitar pukul 07.00 Wita.
Kedatangan Mei pagi itu tak dicurigai sama sekali. Mei diterima baik-baik, layaknya seorang tamu.
Lantaran kedatangan tamu tak diundang itu bersamaan waktu dengan Lia dan adik perempuannya hendak mengantre bensin di SPBU Lamahora, maka Mei pun diminta menunggu di rumah itu beberapa saat lamanya.
Tapi apa dinyana, kesempatan itu justru dimanfaatkan Mei. Diam-diam oknum wanita itu masuk ke dalam rumah lalu mengambil Hp milik Lia Wuwur yang sedang di-charge.
Sejurus kemudian, Mei pun keluar dengan melompati jendela samping rumah.
Tatkala Lia kembali dari SPBU, ia tak lagi mendapati Hp pada tempatnya.
Lia lantas bertanya pada seisi rumah, dimana Hp yang sedang dicharge tadi.
Atas pertanyaan itu, tak seorang pun di dalam rumah yang bisa menjawabnya. Sebab mereka tak mengambil Hp tersebut.
Saat Lia sedang cemas, tiba-tiba seorang bocah menyampaikan bahwa Hp tersebut diambil oleh wanita yang bertamu pagi itu. Setelah mengambil Hp, wanita itu kemudian lari melewati jendela.
Mendengar cerita bocah itu, seisi rumah lantas mengejar Mei. Mereka mencarinya ke seluruh kota.
Beberapa jam kemudian, warga menangkap oknum pencuri tersebut di depan pintu gerbang SMA Negeri I Lewoleba, di wilayah Komak, Kelurahan Lewoleba Selatan.
Kisah penangkapan oknum pencuri itu pun sangat dramatis. Saat itu warga di sekitar SMA Negeri I Lewoleba yang sedang santai di luar rumah, melihat oknum pelaku lari dari arah hutan, melompati pagar dan masuk ke salah satu rumah.
Saat itu, tutur saksi mata, warga mengira oknum wanita itu mengejar ayam. Tapi selang beberapa saat kemudian, beberapa warga tiba di tempat itu.
Seketika itu mereka menghajar perempuan tersebut sampai babak belur.
Pakai Batu
Lia Wuwur menuturkan dirinya baru mengenal Mei pagi itu. Dirinya baru kenal setelah Mei datang bertamu ke rumahnya.
Lantaran sebagai tamu, ia pun menyambut Mei baik-baik dengan mempersilakannya duduk (tapi di luar rumah).
“Saat itu saya yang mempersilakan Mei duduk dulu di luar rumah. Sebab saya dengan adik saya mau keluar isi bensin. Waktu itu Hp saya sedang dicharge di dalam rumah, dekat meja,” tutur Lia ketika ditemui Pos Kupang di Mapolres Lembata, Minggu (19/11/2017) sekitar pukul 13.00 Wita.
Ketika pulang dari SPBU, tuturnya, ia tidak lagi melihat Mei di rumah itu. Saat ia masuk ke dalam rumah dengan maksud mengambil Hp, dirinya tidak melihat barang itu ada di tempatnya. Hp-nya sudah hilang.
Melihat itu, lanjut dia, jantungnya mulai berdebar kencang. Dirinya langsung menanyakan kepada orang tuanya tentang Hp yang sedang dicharge itu. Ia mengira orang tuanya yang mengambil Hp tersebut.
Tanya punya tanya, lanjut dia, tiba-tiba salah seorang anak kecil (sekitar 5 tahun) menuturkan bahwa Hp itu diambil oleh tamu berjilbab lalu meninggalkan rumah itu dengan melompati jendela samping.
Atas informasi itu, Lia lantas mencari Mei dengan mendatangi keluarga pelaku di Tujuh Maret, Kelurahan Lewoleba Selatan. Saat itu keluarga pelaku mengatakan mereka tak mengenal Mei karena perbuatannya itu sudah dilakukan berulang kali.
Mendengar jawaban itu, Lia makin emosi. Ia meminta teman-temannya, kakak adiknya, juga keluarga agar mencari Mei sampai dapat. Rupanya usaha itu membuahkan hasil.
Saat anak-anak sedang mencari pelaku ke arah Komak (dekat kuburan), mereka melihat Mei masih berjilbab. Melihat anak-anak itu, Mei langsung lari masuk kali dan menghilang di tempat itu.
Tak lama berselang anak-anak itu mendengar bahwa Mei berada di sekitar SMA Negeri I Lewoleba. Atas kabar itu, anak-anak itu langsung menuju ke lokasi tersebut.
Rupanya informasi itu benar adanya. Saat itu juga mereka meringkus Mei dan warga menghajarnya sampai babak belur. Warga menghajar Mei dengan batu, ada yang meninjunya, menempeleng sekuat tenaga, memukul dengan kayu, sandal dan lainnya.
Mei diringkus di tempat kejadian perkara (TKP) hingga polisi dari Polres Lembata menjemput pelaku dengan mobil. Ketika polisi tiba di TKP, warga pun menyerahkan Mei yang sudah dalam keadaan babak belur. (kro)
Mei: Kami Ada 4 Orang
Mei Watun menuturkan, saat beraksi, dirinya tidak sendirian. Selama ini ia melakukan aksi pencurian bersama tiga orang temannya, yakni Antika, Desi dan Safa atau biasa disapa nona ambon. Mereka semuanya perempuan.
“Saya tidak sendirian. Saya biasa (maksudnya mencuri) bersama Desi, Antika dan Nona Ambon,” tutur Mei ketika diinterogasi warga di lokasi kejadian dimana ia diringkus, Minggu (19/11/2017) sekitar pukul 12.00 Wita.
Disaksikan Pos Kupang, saat Mei diringkus, warga datang ke lokasi kejadian dengan membawa batu, kayu, dan lainnya. Ada juga yang memegang linggis. Warga datang untuk melihat dari dekat oknum perempuan yang selama ini diduga terlibat dalam sejumlah aksi pencurian di Lewoleba.
Mungkin karena tersulur emosi, ada warga yang berniat menelanjangi pelaku kemudian mengaraknya keliling kota. Cara itu dilakukan supaya oknum pelaku itu jera dan tidak mengulangi perbuatannya.
“Lebih baik pelaku ditelanjangi dan diarak keliling kota. Mungkin cara ini tidak baik, tapi lebih baik kita lakukan supaya memberi efek jera kepada pelaku. Pelaku mungkin menggunakan obat, karena walau dipukul berkali-kali tapi yang bersangkutan terlihat biasa-biasa saja,” tutur saksi mata.
Warga menuturkan, selama ini ada banyak barang yang hilang. Raibnya barang dari rumah mereka mungkin dicuri oleh pelaku bersama komplotannya.
Dugaan ini, tutur saksi mata, ada benarnya. Karena saat dikejar, pelaku malah lari ke tempat itu. Hal tersebut mengindikasikan kalau yang bersangkutan diduga telah mengetahui jalur jalan yang biasa dilalui. Olehnya, saat dikejar warga, oknum tersebut lari ke tempat itu untuk menyelamatkan diri.
Saksi mata menuturkan, saat diringkus, Mei membawa sebuah kantong kresek merah. Di dalam kantong itu ada beberapa jilbab. Jilbab itu diduga dibawa Mei untuk menghilangkan jejak manakala dirinya di kejar. (*)