Pilgub NTT 2018

Jika Menjadi Gubernur, Ini Cara yang Dilakukan Robert Soter Marut untuk Mengubah NTT

Bakal Calon Gubernur NTT, Marsekal Muda (Pur) Robert Soter Marut, tancap gas bersafari mengelilingi Flobamorata.

Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
net
Marsda TNI Robert Soter Marut, M.Sc 

 ----------------------------------------------------------------------------------------
Jika Pak Robert menjadi gubernur terpilih, tolong perhatikan nasib petani, stabilkan harga komoditi, perbaiki jalan yang rusak.
------------------------------------------------------------------------------------------

POS KUPANG.COM-Bakal Calon Gubernur NTT, Marsekal Muda (Pur) Robert Soter Marut, tancap gas bersafari mengelilingi Flobamorata mengaplikasikan ide-ide briliannya membangun NTT.

Jenderal bintang dua TNI Angkatan Udara ini merekomendasikan penggunaan teknologi ramah lingkungan sebagai cara membangun dan bekerja bersama rakyat untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam di NTT.

Terbaru, Robert bersafari ke Adonara, Kabupaten Flores Timur, Kamis (9/11/2017) lalu. Dari Lembata, Robert menumpang Kapal Motor (KM) Tri Sakti 1 menuju Pelabuhan Waiwerang. Tiba di pelabuhan itu, Robert dikalungi selendang oleh utusan warga Desa Lite, Kecamatan Adonara Tengah. Di Desa Lite, Robert disambut meriah.

"Adonara memiliki potensi alam yang luar biasa seperti kelapa, kakao, jambu mente, serta potensi laut yang cukup besar," ujar Donatus Sili, warga Desa Lite saat bertatap muka dengan Robert Marut di desa itu.

Saat ini, diakui Donatus, warga Adonara, khususnya di Desa Lite, Kecamatan Adonara Tengah, resah karena hama yang menyerang tanaman perkebunan merajalela. "Masyarakat Desa Lite mulai cemas. Banyak tanaman perkebunan diserang hama. Hal ini akan mempengaruhi hasil perkebunan masyarakat Desa Lite," Donatus resah.

Dia berharap persoalan tersebut cepat diselesaikan karena berkaitan dengan nasib rakyat, selain agar hasil perkebunan tidak berkurang.

"Kami berharap Pak Robert bisa menyelesaikan masalah yang kami hadapi. Kami berharap jika Pak Robert menjadi gubernur terpilih, tolong perhatikan nasib petani, termasuk stabilkan harga komoditi. Perbaiki jalan raya agar memudahkan petani mengangkut hasil komoditi untuk dipasarkan," Donatus berharap.

Menanggapi permintaan masyarakat Desa Lite, teknisi pesawat tempur ini menjelaskan bahwa kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Adonara harus didukung dengan kehadiran sumber daya manusia yang berkualitas.

Misalnya, kelapa yang melimpah di pulau tersebut sejauh ini hanya dijadikan kopra dan minyak, padahal komoditi tersebut mempunyai segudang manfaat lain yang bisa diolah. Misalnya, sabut dan tempurung. Airnya bisa menjadi bahan industri.

"Dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dan sedikit sentuhan teknologi, manfaat besar akan langsung dirasakan masyarakat Pulau Adonara," tutur Robert.

Menurutnya, persoalan yang dihadapi oleh petani di Lite harus segera diatasi. Kalau terlambat ditangani, sudah dipastikan akan terjadi gagal panen.

"Secepatnya kita kirimkan tenaga ahli dan teknis untuk penyuluhan dan menyelesaikan persoalan tersebut sehingga para petani tidak akan mengalami kegagalan dalam usaha mereka dan kualitas serta hasil produksi juga baik," tegas Robert.

Mengubah NTT, diakui Robert, hanya dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Saat ini, kata dia, alam sudah mulai bosan karena ulah kita sendiri. Kalau tanam sesuatu sulit tumbuh seperti dulu, kita masih hobi membakar lahan, menebang hutan, namun enggan untuk menanam kembali demi kelestarian alam.

Banyak potensi yang akan kita kembangkan melalui teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Kotoran ternak bisa digunakan untuk mengganti minyak tanah, namanya teknologi biogas. Teknologi biogas ini, lanjut Robert, bisa dikembangkan di NTT karena rata-rata orang NTT memelihara ternak.

"Kotoran ternak kita bisa manfaatkan untuk membangun biogas yang nantinya bisa digunakan untuk memasak, penerangan dan lainnya," pungkas Robert.

Reuni dengan Dekolores
Dari Adonara, Robert Soter Marut menggelar reuni dengan keluarga besar Dekolores di Aula Hotel Matahari, Atambua, Kabupaten Belu, Minggu (12/11/2017).

Dalam sambutannya, Robert mengakui kalau dirinya sudah cukup lama menjadi anggota Dekolores, namun rasanya sudah lebih tinggi dari pendirinya.

Ketika pertama kali berkeliling NTT, Robert mengaku rasanya berat, pulaunya panjang, jalan banyak yang rusak. Namun setelah masuk Dekolores, rasanya ringan, tidak ada hambatan ketika bertemu masyarakat.

Dari cerita para nelayan, menghormati batas antar negara, namun warga di Belu dan Timor Leste, selalu bertemu pada saat ada acara adat karena kita satu rumpun. "Hubungan masyarakat ini perlu kita tingkatkan karena kita sama dan serumpun," ujar Robert.

Di hadapan Menteri Koordinator Energi dan Sumber Daya Alam Timor Leste, Mariano Assaname Sabino, dan Menteri Pertambangan dan Energi Timor Leste, Mariano Beni Pati, Robert mengatakan bahwa selama berdinas di TNI AU, dirinya hanya dua kali ke Timor Leste. Beni Pati sebagai salah satu pendiri Dekolores dan anggota Dekolores NTT.

Dekolores, kata dia, hadir di tengah masyarakat, membantu masyarakat. "Dekolores sangat bermanfaat untuk diri dan orang lain serta untuk bumi yang kita cintai dan NTT yang kita banggakan," tegas pembina Deklores tersebut.

Mengapresiasi kehadiran Menteri Koordinator Energi dan Sumber Daya Alam Timor Leste dan Menteri Pertambangan dan Energi Timor Leste, keluarga Robert Soter Marut memberikan cinderamata berupa kain Manggarai. Dan, Robert Marut mendapat undangan pertemuan lanjutan di Dili, Timor Leste.

Hal yang sama juga dilakukan pembina Dekolores Timor Leste, Robert Marut bersama istri mendapat cinderamata dari Presiden Partai Demokrat Timor Leste. (Tim Media Robert Marut)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved