Berita Flores Lembata Alor

Lembata Sepakat Perangi ATM

Peserta pertemuan advokasi dan monitoring penyakit menular sepakat perangi ATM (Aids, TBC dan Malaria).

Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/GERADUS MANYELA
Peserta advokadi dan monitoring ATM yang terdiri dari lintas sektor dan stakeholder membulatkan tekad eliminasi total malaria di Lembata. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Geradus Manyela

POS-KUPANG. COM | LEWOLEBA -- Peserta pertemuan advokasi dan monitoring penyakit menular sepakat perangi ATM (Aids, TBC dan Malaria).

Tiga penyakit menular ini masih menggerogoti masyarakat di kabupaten ikan paus ini.

Dari tiga penyakit menular terdebut malaria menempati peringkat pertama di NTT.

Untuk itu para stakeholder yang hadir dalam pertemuan yang berlangsung di aula kantor bupati, Selasa (24/10/2017) sepakat melakukan gerakan bersama dengan Rencana Aksi Daerah.

Tim bertekad mengeliminasi malaria lebih cepat tiga tahun dari target Provinsi NTT tahun 2023. Lembata berupaya menuntaskan malaria pada tahun 2020 dengan gerakan bersama lintas sektor.

Kegiatan advokasi itu dibuka staf ahli bidang pelayanan umum, Thomas Tip Des mewakili Bupati, Eliazer Yentji Sunur.

Sebelumnya Tim Advokasi dari provinsi bertemu Wakil Bupati, Dr.Thomas Ola Langoday dan sepakat Lembata harus bebas malaria.

Hyron Fernandez
Hyron Fernandez (ISTIMEWA)

Thomas menegaskan perlu ada percepatan eliminasi malaria dengan rencana aksi daerah. Lembata harus keluar dari belenggu malaria dan peringkat satu di NTT yang peringkat tiga malaria di Indonesia.

Thomas menambahkan, eliminasi harus tuntas,advokasi dan sosialisasi harus berjalan maksimal. Tekadnya hanya satu yakni Lembata harus bebas dari malaria dan TBC.

Thomas menyampaikan terima kasih kepada Dinkes Provinsi NTT dan Unicef yang memberikan dukungan penuh terhadap eliminasi malaria di Lembata.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr. Lucia Sandra menyampaikan langkah yang telah dilakukan yakni pelatihan laskar jentik kerja sama dengan Perdhaki, workshop kerja sama dengan Perdhaki dan Unicef, MBS, supervisi dan akan dilakukan pemeriksaan darah massal.

Kendalanya, kata dr. Lucia, malaria masih dianggap tanggung jawab dinas kesehatan, malaria madih dianggap penyakit biasa saja.

Data Malaria di Lembata
Data Malaria di Lembata (POS KUPANG/FRANS KROWIN)

Padahal malaria penyakit yang paling ditakuti turis sehingga berdampak terhadap kunjungan wisatawan. Untuk itu, kata Lucia, butuh kerja sama kemitraan lintas sektor memberantasnya.

Maria L Lengari, Kabid Perencanaan Pembangunan Ekosksbud Bappelitbangda, menegaskan kebijakan anggaran perlu mendukung kebijakan good pagi kepemimpinan Lembata saat ini. Pemberantasan malaria bagian dari good pagi itu.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved