Mahasiswa Unwira Gantung Diri

Seminggu Sebelum Gantung Diri, Sandro Sudah Isyaratkan Hal Ini di Facebooknya. Takjub, tapi

Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh adiknya Marsel Zakarias Banu (19). Ia menuturkan, sang kakak ditemukan tewas tergantung di kamar mandi sekitar

Penulis: Djuwariah Wonga | Editor: Djuwariah Wonga
POS KUPANG/KOLASE

POS-KUPANG.COM- Bunuh diri biasanya diidentikkan dengan permasalahan berat.

Umumnya orang beranggapan bahwa seseorang yang memutuskan bunuh diri berada dalam kondisi depresi dan tak sanggup menanggung masalah tersebut.

Baca: Bunuh Diri Menular, Mungkinkah Ini Penyebab Sandro Alvian Bano Putuskan Bunuh Diri?

Pelaku bunuh diri dianggap tak sanggup menahan beban hidup lalu memutuskan mengakhiri hidup mereka.

Dilansir dari National Geograhphic, Psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto mengatakan

Sandro, semasa hidup
Sandro, semasa hidup (ISTIMEWA)

“Orang-orang depresi itu diduga ada kaitannya dengan rendahnya dopamin, adrenalin, dan ketidakseimbangan serotonin. Lalu, ada juga kadar zinc dalam darah yang rendah,” ucap Kasandra.

Baca: Merinding! Terkuak Kesamaan Dua Mahasiswa yang Tewas Gantung Diri Ini. Nomor 2 dan 3, Ngeri!

Kondisi tersebut dapat memicu orang nekat bunuh diri.

Seperti halnya Sandro Alvian Banu (21), mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira Kupang ditemukan tewas gantung diri di Jalan Roterdam RT 007 RW 002 kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang setelah sebelumnya sempat menceritakan masalah yang ia hadapi pada adiknya, Marsel Zakarias Banu (19).

Baca: Ini Status Terakhir di Facebook Sandro Alvian Bano Sebelum Tewas Gantung Diri

Mahasiswa Biologi semester 3 ini ditemukan tak bernyawa. Diduga pemuda asal Rote ini bunuh diri dengan menggantung diri di balok kayu.

Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh adiknya Marsel Zakarias Banu (19). Ia menuturkan, sang kakak ditemukan tewas tergantung di kamar mandi sekitar pukul 05.30 Wita.

Namun hal tersebut cukup mengejutkan mengingat Sandro Alvian Banu (21) kerap memposting hal-hal positif lewat media sosialnya.

Baca: Korban Gantung Diri, Sandro Dikenal Sebagai Pribadi yang Pendiam

Pria kelahiran 1996 ini tidak pernah memandang buruk apapun yang menimpanya.

Hal tersebut terlihat pada postingan di Facebooknya seminggu lalu.

Ungkapan badai pasti berlalu kerap digunakan oleh siapa pun untuk meyakinkan bahwa penderitaan, rasa sakit tidak akan berlangsung selamanya.

Seperti badai, rasa sakit pun akan berlalu.

Tak hanya itu, akun Facebook milik Alvian yang bernama Sandro Banu pun berisi motifasi dan sikap positif terhadap hidup.

Namun, status-status positif tersebut juga mengisyaratkan kondisi kejiwaan Sandro kala itu.

Tampaknya Sandro tengah berkutat dengan masalah serius. Hal tersebut lantas membuat dirinya kerap memosting status bernada optimisme.

Tak hanya kerap membuat status positif, Sandro pun tampak aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Belum lama ini, di laman Faceboonya Sandro mebagikan foto kegiatannya bersama siswa di SD Desa Maneleten
Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Sandro bersama anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Widya Mandira Kupang melaksanakan kegiatan bakti sosial di desa tersebut.

Baca: Marsel: Kaka Sempat Cerita kalau Ada Masalah. Apa Masalahnya?

Keputusan untuk mengakhiri hidup yang ditempuh Sandro pun melukai hati sahabatnya.

Akun Facebook Gustaf Hipocrates menyampaikan kekecewaan atas keputusan yang diambil sahabatnya tersebut.

Menanggapi kabar duka sahabatnya, akun Gustaf Hipocrates pun langsung memposting foto Sandro di Facebooknya.

Pria yang mengaku nonton bola bersama Sandro pada malam minggu lalu itu pun mengungkapkan kekeselan sekaligus rasa sedih atas kepergian sahabatnya tersebut.

Slamat jalan adi Sandro Banu,, adi ee malam minggu ktng masih sm2 nnton bola ni, u bisa senekat ini ni adi, tll konyol betul ee,,
Semoga tenang bersama Bapak di Surga..
Amin...

R.I.P Sandro Alvian Banu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved