Imam asal Maroko Cuci Otak Anak-anak Muda Pelaku Teror Spanyol Ikut Tewas

Ledakan tidak disengaja itu telah mengubah rencana para pelaku teror yang lalu beralih menggunakan kendaraan untuk ditabrakkan ke pejalan kaki di jala

Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Imam asal Maroko Cuci Otak Anak-anak Muda Pelaku Teror Spanyol Ikut Tewas
(Reuters)
Dua tersangka teror Barcelona yang keduanya sudah tewas; Abdelbaki Es Satty (kiri) adalah imam yang diyakini telah mencuci otak anak-anak muda pelaku teror Spanyol pekan lalu, antara lain Younes Abouyaaqoub (kanan).

Seorang pria Maroko lainnya yang meminta namanya tidak disebutkan melukiskan sang imam sebagai orang yang sangat penyendiri dan lebih suka kumpul-kumpul dengan anak-anak muda ketimbang seusia dia.

Pria berusia 43 tahun yang meminta namanya tak disebutkan ini mengungkapkan bahwa dia kenal dengan anak-anak muda tersangka pelaku teror itu karena dialah yang mengorganisasikan pertandingan-pertandingan sepak bola untuk para pemuda itu.

"Sang imam selalu berpakaian hitam-hitam. Kami sangat jarang melihat dia ada di kafe Maroko," kata pria itu.

Di Jalan Sant Pere di mana tempat tinggal imam berada, pria berusia 64 tahun bernama Francesc Gimeno membeberkan fakta bahwa sang imam memiliki reputasi radikal.

"Dia ingin semua warga keturunan Maroko berpikiran seperti dia, menempatkan agama di atas segalanya," kata Gimeno, seraya meneruskan bahwa sang imam ingin mewajibkan semua perempuan Maroko di kota itu mengenakan hijab.

Tetapi Hammou Minhaj (30), warga keturunan Maroko yang menjabat sekretaris komunitas muslim Ripoll, memiliki kesaksian lain, bahwa "Dia tidak menyatakan hal itu di masjid. Di luar masjid, saya tak tahu."

Satty tiba di Ripoll pada 2015, kata Minhaj.

Lebih paham Alquran

Tetapi kemudian dia pergi ke Belgia sebagai imam, paling tidak menurut pengakuannya, sebelum kembali ke Ripoll, sambung Minhaj.

"Dia mulai menjadi imam di masjid baru kami pada April 2016. Yang terpenting dia itu lebih memahami Alquran ketimbang kami."

Tetapi pada akhir Juni, imam itu meminta izin untuk pergi selama tiga bulan ke Maroko untuk liburan, kata Minhaj.

Di Belgia, wali kota Vilvorde berkata kepada AFP bahwa Satty pernah menghabiskan waktu di sudut kota Brussels di Machelen antara Januari dan Maret 2016.

Sudut lainnya Brussels di Molenbeek terkenal sebagai sarang jihadis internasional setelah serangan Brussels Maret 2016 dan serangan Paris November 2015.

Di kota M'rirt di Maroko, keluarga dari pria berusia 22 tahun bernama Younes Abouyaaqoub yang diyakini polisi sebagai pengemudi van yang ditabrakkan ke pedesterian Barcelona, juga menuduh imam itu telah meradikalisasi Younes dan adiknya Houssein.

"Sekitar dua tahun terakhir, Younes dan Houssein mulai teradikalisasi karena dipengaruhi imam ini," kata kakek mereka kepada AFP.

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved