Izmir Keluhkan Minimnya Siswa Baru Masuk SMA Muhammadiyah Ende

Pada tahun ajaran baru ini hanya ada 26 orang siswa baru yang masuk ke sekolah itu padahal tahun sebelumnya lebih banyak.

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/YENI RAHMAWATI
Siswa yang didampingi orangtua melakukan verifikasi usai melakukan pendaftaran secara online di SMPN 1 Kupang, Senin (10/7/2017). 

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Romualdus Pius

POS KUPANG. COM, ENDE - Kepala SMA Muhammadiyah Ende, Izmir Rizaldi, SPd mengeluhkan minimnya siswa baru yang masuk ke sekolah tersebut.

Pada tahun ajaran baru ini hanya ada 26 orang siswa baru yang masuk ke sekolah itu padahal tahun sebelumnya lebih banyak.

Sistem zonasi sekolah, menurutnya, menjadi alasan rendahnya minat siswa baru masuk ke SMA Muhammadiyah Ende.

Hal tersebut disampaikan Izmir Rizaldi saat menerima Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno yang berkunjung ke sekolah itu, Senin (24/7/2017).

Izmir mengatakan, karena kekurangan siswa, banyak ruang kelas yang kosong.

Dari 14 ruangan kelas yang ada, hanya terpakai beberapa ruangan saja sedangkan ruangan kelas yang lain dibiarkan kosong.

"Ruangan yang ada diperuntukkan bagi para siswa, namun kalau siswanya tidak ada mau isi pakai apa," kata Izmir.

Izmir mengatakan bahwa SMA Muhammadiyah sejak dulu selalu menerima siswa dari luar Kota Ende bahkan luar Kabupaten Ende.

Namun dengan adanya sistem zonasi yang membatasi para siswa, maka jumlah siswa yang masuk ke SMA Muhammadiyah mengalami penurunan.

Izmir mengatakan pihaknya tidak mau menyalahkan sistem zonasi karena mungkin pemerintah memiliki pandangan lain.

Meski demikian dia mengharapkan agar sistem tersebut dievaluasi atau diperbaiki sehingga menjadi lebih baik di masa mendatang.

Selain sistem zonasi, Izmir juga mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin bisa menjadi catatan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki diri.

Hal tersebut menjadi catatan bagi dirinya, para guru dan orangtua.

Menurut Izmir, sejak dulu SMA Muhammadiah Ende dikenal dengan sepakbola yang sebenarnya menjadi icon sekolah.

Namun dalam beberapa tahun terahkir hal tersebut tidak lagi diselenggarakan.

Dia berharap dengan adanya penyelenggaraan pertandingan sepakbola setidaknya nama SMA Muhammadiyah kembali dikenal publik sehingga bisa mengunggah para siswa baru untuk masuk ke SMA Muhammadiyah. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved