Penyakit SE di Kabupaten Kupang Membunuh 30 Ekor Sapi Selama 2016

Dalam kurun waktu setahun (2016) sekitar 30 ekor sapi mati sia-sia di wilayah Kabupaten Kupang. Untuk tahun 2017 ini baru 2 ekor yang teridentifikasi

Penulis: Edy Hayong | Editor: Alfred Dama
Rushlane.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Hayong

POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Dalam kurun waktu setahun (2016) sekitar 30 ekor sapi mati sia-sia di wilayah Kabupaten Kupang. Untuk tahun 2017 ini baru 2 ekor yang teridentifikasi ternak sapi mati akibat dari penyakit ngorok (SE).

Terhadap kondisi ini, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pemantauan ke titik-titik rawan pada saat musim pancaroba.

Sekertaris Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Bambang Permana, menyampaikan hal ini kepada wartawan di Oelamasi, Kamis (22/6/2017).

Bambang mengatakan, beberapa pekan lalu informasi yang beredar menyebutkan bahwa di Taebenu ada sekitar 30 ekor sapi mati mendadak.

Atas informasi itu tim dari dinas turun ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang pasti. Dari hasil komunikasi dengan warga, kata Bambang, sapi yang mati itu merupakan akumulasi sepanjang tahun 2016.

"Tidak ada sapi mati di Taebenu sebanyak 30 ekor dalam satu hari. Memang ada sapi mati tapi itu akumulasi selama tahun 2016. Kematian sapi ini disebabkan karena penyakit SE akibat dari musim pancaroba. Untuk tahun 2017 ini ada dua ekor yang kita data dan kita terus pantau," katanya.

Soal pencurian ternak sapi yang marak di Kabupaten Kupang, Bambang mengakuinya terutama di wilayah Kecamatan Kupang Timur dan Amarasi. Pihaknya sudah mewanti-wanti warga untuk waspada manakala melihat ada kendaraan yang tidak dikenal berkeliaran di wilayahnya.

Tentang populasi ternak sapi di Kabupaten Kupang, Bambang menjelaskan, dari data menyebutkan ada 43.000 ekor. Selama tahun 2017 daerah ini diberi target mengirim sapi ke daerah lain sebanyak 17.500 ekor dan saat ini baru terealisasi sebanyak 8.000 ekor dengan wilayah tujuan Jakarta dan Kalimantan.

"Kita tetap jaga populasi karena di NTT daerah yang rutin mengirim sapi keluar daerah salah satunya Kabupaten Kupang. Kita juga dorong masyarakat untuk koordinasi dengan petugas agar melakukan penyuntikan," tambah Bambang.*

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved