Breaking News

Pilgub NTT

Mengenal Lebih Jauh Daniel Tagu Dedo, dari Bankir Menuju Kursi NTT 1

Meski datang dari kalangan profesional tidak menyurutkan niat Daniel untuk berbuat bagi rakyat NTT dari jalur politik.

Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA
Bakal calon Gubernur NTT, Daniel Tagu Dedo (tengah) bersama tim suksesnya. 

POS KUPANG.COM -- Sosok Daniel Tagu Dedo tidak asing lagi bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Namanya sudah membumi di seantero NTT. Ketika mendaftarkan diri sebagai bakal calon (balon) Gubernur NTT di Sekretariat DPD PDIP NTT bulan lalu, Daniel Tagu Dedo menjadi perbincangan semua kalangan. Selama ini Daniel Tagu Dedo bergelut di perbankan. Tampuk pimpinan tertinggi sebagai Direktur Utama (Dirut) Bank NTT yang membawa bank milik pemerintah Provinsi NTT itu terkenal di kancah keuangan dan perbankan Indonesia.

Meski datang dari kalangan profesional tidak menyurutkan niat Daniel untuk berbuat bagi rakyat NTT dari jalur politik. Bahkan dari kalangan profesional lebih terukur kerjanya ketika berkecimpung sebagai kepala daerah. Sebut saja, Presiden Joko Widodo, mantan Gubernur DKI, Ahok merupakan cerminan yang jelas soal kinerja pejabat publik dari kalangan profesional.

Kepala daerah dari kalangan profesional punya niat tulus tanpa tekanan masa lalu politik dan birokrasi. Sosok seperti merekalah yang bisa membangun daerah menuju perubahan yang luar biasa. Sebab kalangan profesional tidak terganggu oleh konflik kepentingan karena masa lalu dan birokrasi.

Dalam dua tahun terakhir makin banyak rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang miskin. Pada tahun 2015 dan 2016, NTT berada pada peringkat ketiga provinsi termiskin di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, NTT berada di urutan keempat.

Badan Pusat Statistik (BPS) NTT merilis pada Januari 2016, hingga September 2016, NTT masuk peringkat ketiga untuk jumlah penduduk miskin di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Papua Barat. Jumlah penduduk miskin di NTT mencapai 22,01 persen atau 1.150.080 orang dari sekitar 5, 2 juta penduduk provinsi ini.

Data BPS inilah yang menggangu nurani Daniel Tagu Dedo untuk bertarung di Pilgub NTT 2018. Daniel mengatakan kemiskinan yang mendera masyarakat NTT hingga saat ini membuat dirinya berniat maju sebagai balon gubernur.

Berlatar belakang ekonom dan bankir, dia memilih jargon perjuangan yakni "Melangkah lebih cepat untuk mengentaskan angka kemiskinan di NTT." Daniel berpendapat kemiskinan di NTT berada pada urutan ketiga nasional, harus cepat
ditangani karena NTT sudah tertinggal cukup jauh.

Disebutkannya, program aksi yang akan diutamakan nanti, antara lain, membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya dengan cara meloncat ke era industrialisasi komoditi unggulan yang berbasis pada klaster-klaster ekonomi rakyat.

Salah satu program pembangunan yang perlu dilakukan adalah transformasi ekonomi desa. Di NTT ada 3.000 desa, namun hanya 52 kelurahan di Kota Kupang yang tidak tergolong miskin sehingga perlu dilakukan penataan ekonomi desa yang dimulai dari penataan perumahan desa serta beberapa program lainnya yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Selain persoalan kemiskinan, sejumlah masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunan, yaitu masalah kesehatan, ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik dan lainnya, perlu terus dibenahi sehingga pelayanan kesehatan menjadi semakin baik.

Daniel Tagu Dedo lahir di Kupang pada 1 Januari 1961. Suami dari Yuni Artini Iswarie Tagu Dedo ini dikaruniai tiga orang anak, yaitu Wulan Utami Dayuputri, Karina Dwi Febriania Dayuputri dan Asita Triyunita Dayuputri.

Menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di Kupang, yakni SDN Oeba, SMP Negeri II dan SMA Negeri 1 Kupang. Selanjutnya meraih Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia di Surabaya tahun 1986, dan kandidat Magister Akuntansi -Konsentrasi Bidang Audit Asean Banking Finance Institute-Jakarta (2014 -2016).

Menempuh berbagai diklat dan kursus, di antaranya kursus kepemimpinan dan pengembangan staf angkatan ke-26 (LIPPI 1992), Service Excellent Training (Bank Bukopin 1993), Manajemen Strategi dan Strategi Operasi Bank (P3M STIE Perbanas 1993), IBM Short Course-IBM AS/400 (IBM International Sydney 1995), pelatihan menajemen teknologi dalam peningkatan produktivitas dan kualitas kerja (Fakultas Tehnik Industri-ITB 1996), Comparison Studi on Rabbo Bank Eindovent (Rabbo Bank -Eindovent 1997), International Bussines Enggles (University of New South Wales-Setney Australia 1999), Bussines Intiligen Course (Markus Training-Inc.

Sytney 2004), Sales and Marketing Strategic for Consumer Banking (The Asian Banker-Singapore 2004), High Level Discussion, (Bank Indonesia 2009), Seminar International Financial Literacy Towards a National Strategy on Financial Education (Bank Indonesia, 2011), Seminar Asia as an Engine for world Growth (BI-Official Monetary and financial Institution Forum/OMFIF, Jakarta 2012), pembicara pada seminar nasional tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan/aktivitas Bank, (BSMR, Jakarta 2013), International Seminar on Financial Literacy (ASBANDA, Jakarta 2013).

Dengan motto hidup "Kerjakan yang Terbaik" yang dianutnya, ia menempuh karier mulai dari Resident Audit Bank Bukopin Cabang Kupang (1988-1991), selanjutnya bertugas di Bank Bukopin Kantor Pusat, Jakarta, berturut-turut sebagai Kabag Manajement Informasi Sistem (1991-1993), Kepala Urusan/Asisten Direksi MIS dan Monitoring (1993-1995), Ketua Budget Committe Bank Bukopin (1993-1995), Ketua Tim Penyehatan Bank Bukopin (1993-1995), Kepala Urusan/Asisten Direksi TSI (1995-1997), Head Group Consumer Banking Jakarta (1997-1998), Kepala Urusan/Asisten Direksi Pengembangan Produk dan Promosi Consumer Banking (1998-2000), Head Group Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur Consumer Banking (2000-2002), Kepala Urusan/Asisten Pengembangan Produk Dan Promosi Consumer Banking (2002-2005). Pada 2005-2006 Menjabat Pimpinan Bank Bukopin Cabang Bali, 2006-2007 Pemimpin Cabang PT. Bank Bukopin Solo, Direktur Umum/Operasional Bank NTT Kantor Pusat di Kupang tahun 2008-2009, Tahun 2009-2016 menjabat Direktur Utama Bank NTT. Ia juga telah meraih Sertifikasi Management Resiko Perbankan yang diselenggarakan BSMR, yaitu level-1 (Februari 2006, Lulus), Level-2 (Februari 2007, Lulus), Level-3 (Desember 2007, Lulus), Level-4 (Februari 2010, Lulus) dan Level-5 (April 2012, Lulus). (Tim Media Daniel Tagu Dedo/adv)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved