Romo Rubi Resmi Jadi Uskup Agung Semarang, Ribuan Umat Hadiri Penahbisannya

Proses penahbisan uskup baru tersebut berlangsung di Lapangan Bhayangkara, kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jumat (19/5/2017).

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Penahbisan Mgr Robertus Rubiyatmoko sebagai Uskup Agung Semarang di Lapangan Bhayangkara, kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jumat (19/5/2017). 

POS KUPANG. COM, SEMARANG - Mgr Robertus Rubiyatmoko resmi menjadi Uskup Agung Semarang.

Proses penahbisan uskup baru tersebut berlangsung di Lapangan Bhayangkara, kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jumat (19/5/2017).

Umat menyampaikan doa pada upacara pentahbisan Uskup Agung Semarang, Jumat (19/5/2017).
Umat menyampaikan doa pada upacara pentahbisan Uskup Agung Semarang, Jumat (19/5/2017). (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Seperti dilansir TribunJateng.com, puluhan ribu umat Katolik menghadiri upacara penahbisan tersebut.

Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Pr, memimpin upacara penahbisan tersebut.

Mgr Antonio Guido Filipazzi, mantan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia yang sejak 27 April lalu memperoleh tugas baru di Nigeria, juga hadir mewakili Takhta Suci Vatikan.

Mengantar persembahan
Mengantar persembahan (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Sesaat sebelum penahbisan, Romo Rubiyatmoko meminta kepada para umat Katolik untuk mendukung dan berdoa supaya ia bisa melaksanakan perintah Tuhan.

"Saya adalah hamba gereja, dan saya akan berkomitmen, kapan pun gereja membutuhkan saya ada, dan saat Paus membutuhkan saya ada," tutur Romo Rubi, demikian sapaan akrabnya.

Romo Rubi (tengah) dalam prosesi penahbisan
Romo Rubi (tengah) dalam prosesi penahbisan (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Romo Rubi, yang lahir di Sleman, 10 Oktober 1963, merupakan uskup keenam yang memimpin Keuskupan Agung Semarang.

Dia menggantikan Mgr Johanes Pujasumarta Pr, yang meninggal dunia, 10 November 2015 silam.

Bunga Merah Putih pada upacara penahbisan
Bunga Merah Putih pada upacara penahbisan ( TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Dia merupakan doktor hukum gereja lulusan Universitas Gregoriana, Roma.

Romo Rubi merupakan dosen dosen Ilmu Moral dan Hukum Gereja di Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Ribuan umat Katolik menghadiri dan mendoakan Uskup Agung Semarang yang baru, Jumat (19/5/2017).
Ribuan umat Katolik menghadiri dan mendoakan Uskup Agung Semarang yang baru, Jumat (19/5/2017). (sesawi.net)

Cita-cita Bukan Jadi Uskup

Ketika menerima kabar tentang pengangkatannya sebagai Uskup Agung Semarang, bukan kegembiraan serta sikap rela hati menerimanya, Mgr. Robertus Rubiyatmoko waktu itu justru spontan merasakan penolakan yang muncul dari dalam hatinya.

“Sekali lagi, cita-cita saya bukan menjadi uskup. Saya ingin menjadi romo yang sederhana, prasojo. Karena itu, ketika mendapat pesan dari Nuncio Mgr. Antonio Guido Filipazi yang berbunyi ‘I want to meet you ASAP,’ spontan hape saya lempar ke meja,” ujar Moko, panggilan kecil uskup terpilih sebagaimana dilansir laman Sesawi.net.

Rubiyatmoko merasa akan ada tugas besar yang bakal diembannya. Karena itu, pada saat menghadap Duta Besar Vatikan untuk Indonesia ini di kantornya di Jakarta, suasana hatinya tidak karuan. “Hati saya tidak tenang sama sekali!”

Lalu ketika Sang Dubes mengucapkan dengan jelas bahwa Moko dipilih Paus Fransiskus menjadi Uskup Agung Semarang, dorongan emosi yang sangat kuat menggelegar dari dalam dirinya. Moko tidak bisa berbuat apa-apa. “Ini yang saya nggak mau,”tegasnya saat itu.

Romo Rubi ketika ditahbiskan menjadi Uskup Agung Semarang, Jumat (19/5/2017).
Romo Rubi ketika ditahbiskan menjadi Uskup Agung Semarang, Jumat (19/5/2017). (Sesawi.net)

Moko pun masih bernegosiasi meski akhirnya tetap menerima tugas itu. “Saya tanya, ini sebuah keharusan atau pilihan. Dan Nuncio bilang, ini bukan pilihan, tapi keharusan.”ujar Moko.

Sebagai orang hukum, Moko menyadari kata ‘harus’ berarti tidak bisa ditolak. “Tuhan selalu mengejutkan dan tidak ada kata lain selain mengiyakan,”ujar Nuncio.

Jangan Cukur Kumis

Beberapa waktu sesudah terpilih sebagai Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko bertemu dengan Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Ignatius Suharyo menyampaikan celotehan umat dan koleganya mengenai kumisnya.

“Beliau minta pertimbangan saya apakah kumis tebal yang dimilikinya sebaiknya dibiarkan atau dicukur,”ujar Suharyo saat homili pada Perayaan Ekaristi Penahbisan Uskup Keuskupan Agung Semarang, di Lapangan Bhayangkara Akpol, Semarang, Jumat (19/5/2017).

Uskup Agung Jakarta yang tadinya juga Uskup Agung Semarang ini lalu menjawab “Jangan, Bapa Uskup. Biarkan saja kumisnya,”ujarnya.

Menurut Suharyo, sikap uskup terpilih ini merupakan tanda kesediaan untuk meninggalkan segala sesuatu untuk melayani umatnya. “Persis Santo Paulus yang mengatakan, kalau makan daging korban menjadi batu sandungan, seumur-umur saya tidak akan makan daging lagi,”tutur Suharyo.

Suharya lalu menjelaskan bahwa ketika menasihati para rasul, Yesus mengatakan bahwa saking cintanya Tuhan rambut kepala mereka pun dihitung. “Kalau rambut kepala dihitung, pasti rambut kumis juga. Jadi, tak usah dibuang. Kalau perlu disemir,”tegas Suharyo. (tribunjateng.com/sesawi.net)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved