Hari Kartini

Kartini Bukan Cuma Penulis Surat, Dia Wartawati Pertama Nusantara

Semenjak dipingit pada usia 12,5 tahun, otomatis tak banyak hal yang bisa ia lakukan. Satu-satunya penghiburannya adalah membaca.

Editor: Rosalina Woso
(Dok Lenny RW)
Sejumlah seniman perempuan menafsir Kartini lewat surat-suratnya di Gedung Tempo sepanjang April 2017. 

Buku itu kemudian diterbitkan dua kali, cetakan pertama pada tahun 1900 diterbitkan oleh H.Kleinman & CO, sedangkan cetakan kedua pada tahun 1914 diterbitkan oleg A. Oosthoek, Utrecht.

Sebelum kepergiannya, Kartini sempat menulis beberapa tulisan yang dipublikasikan, diantaranya adalah Een Gouverneur Generaaldag yang dimuat dalam Koran de echo (1903), Van Een Vergeten Uithoekje yang terbit di Eigen Haard (1903), tulisan ini menyinggung soal jepara, keresidenan yang terlupakan tapi kaya akan karya seni yang tinggi hasil dari penduduknya.

Saat Kartini hidup, akses perempuan pada pengetahuan masih terbatas. Kini, peluang terbuka jauh lebih lebar. Apapun profesinya, perempuan perlu membaca menggali pengetahuan dan menuangkannya dalam tulisan.(Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved