Berharap Jaringan Telkom tak Rusak Lagi, Inilah yang Harus Dilakukan

Protes pun muncul di mana-mana, terutama kelompok masyarakat yang sehari-hari memanfaatkan dan hidupnya tergantung pada jaringan ini.

Editor: Dion DB Putra
shutterstock
Ilustrasi 

POS KUPANG.COM - Kabel fiber optik mengalami gangguan yang berdampak luas pada kerugian secara sosial dan ekonomi. Sebagaimana terjadi pada hari Sabtu (8/4/2017), jaringan Telkom dan Telkomsel ngadat selama belasan jam di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Protes pun muncul di mana-mana, terutama kelompok masyarakat yang sehari-hari memanfaatkan dan hidupnya tergantung pada jaringan ini. Lalu lintas komunikasi macet total. Jaringan mulai berfungsi kembali pada hari Minggu (9/4/2017) subuh. Pihak  Telkom pun angkat bicara dan menyampaikan permohonan maaf.

Melalui Manager Sekretariat & Public Relations Telkom Regional V Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Nusra) yang mencakup Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur), Ivon Andayani, menyampaikan kerusakan itu serta memastikan bahwa jaringan sudah selesai diperbaiki.

Vice President ICT Management Telkomsel Area Jawa Bali, Ali Imran pun menyebut kerusakan itu terjadi pada jaringan transmisi dari Kupang, Flores, Sumba, Denpasar lalu ke Surabaya dengan fiber optik Telkom Indonesia. Ternyata di titik di Ende, fiber optik tersebut putus.

Fiber optik Telkom Indonesia itu tulang punggung data, dan itu putus di Kilometer 12 dari Ende menuju Bima. Sejatinya Telkom selalu menyiapkan dua jalur untuk back up facility ketika jalur utama putus. Namun, untuk kasus ini terjadi karena jalur back up yang satunya mengalami kerusakan modul dan belum selesai diperbaiki. Saat ini dua jalur itu sudah normal kembali.

Dalam konteks ini barangkali kita dapat memahami persoalan ini. Bahwa kerusakan itu bukan dengan sengaja. Apa pun alasan kita berharap kejadian seperti ini jangan terulang. Jika itu karena bencana alam tak soal. Semua orang tak mungkin mempersoalkannya.

Semua menerimanya dengan lapang dada karena di luar kemampuan manusia. Tapi jika karena keteledoran karena pemeliharaan tak berjalan baik maka patut disesali. Sebab kita sungguh yakin manajemen telah melakukan dan menugaskan SDM tertentu untuk melakukan pengawasan pada jalur itu.

Di tempat itu kerap terjadi kerusakan sebagaimana terjadi tahun lalu bahkan tahun-tahun sebelumnya. Itu artinya, antisipasi terhadap berbagai kemungkinan kurang berjalan. Bukti lemahnya kontrol dan pengawasan. Karena itu manajemen diharapkan melakukan evaluasi dan antisipasi dengan melakukan terobosan teknologi. Dengan melakukannya maka dalam kondisi apa pun serap optik itu bisa bertahan.

Memang sampai saat ini belum hadir kompetitor yang menyamai Telkom. Tapi bagaimana pun perbaikan pelayanan dan antisipasi sudah harus diprediksi jauh-jauh hari. Prediksi akan terjadi gangguan bisa dilakukan berdasarkan pengalaman dan analisa.

Pelayanan tak lancar bakal memberi kesan buruk bagi manajemen Telkom. Apalagi tingkat kebutuhan masyarakat dari waktu ke waktu semakin banyak dan membutuhkan daya yang tak kecil pula. Kita berharap ke depan, Telkom dapat membenahi masalah internal agar tidak membawa dampak buruk bagi masyarakat.*

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved