Kabar Gembira, Lima Ribu Sapi Betina di Kupang Sudah Bunting
Sampai akhir Maret 2017 tercatat 5.000 ekor sapi betina dari target 37.000 ekor sapi betina, telah bunting lewat cara suntikan inseminasi buatan maupu
Penulis: Julius Akoit | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit
POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Sampai akhir Maret 2017 tercatat 5.000 ekor sapi betina dari target 37.000 ekor sapi betina, telah bunting lewat cara suntikan inseminasi buatan maupun kawin alami melalui pejantan sapi bali.
"Lima ribu ekor sapi betina yang telah bunting itu menyebar di 8 kecamatan. Yakni 3.000 ekor melalui kawin suntik atau inseminasi buatan dan sisanya melalui kawin alamiah melalui sapi pejantan bali," jelas Kadis Peternakan Kabupaten Kupang, Ir. Obed Laha, Selasa (11/4/2017).
Obed optimis target Operasi Khusus (Opsus) Semua Sapi Betina Wajib Bunting (Siwab) sebanyak 37.000 sapi betina akan terealisasi.
"Untuk Kabupaten Kupang mendapat jatah 37.000 ekor sapi betina dari total 158.600 ekor target di NTT. Sedangkan program ini menjangkau 4 juta ekor sapi betina seluruh Indonesia," ujarnya.
Tujuan Opsus Siwab, kata Laha, yaitu untuk menambah jumlah populasi ternak sapi dan memperbaiki genetika sapi bali di Kabupaten Kupang.
"Selama ini Kabupaten Kupang diberi gelar gudang sapi di Pulau Timor. Tapi besar sapinya seperti kambing saja dan badannya kurus. Karena itu lewat program opsus siwab ini, kita berharap genetika sapi kita yang cuma sebesar kambing bisa berubah menjadi sapi yang besar dan gemuk," jelas Laha.
Dari target 37.000 sapi betina, lanjut Baha, sebanyak 17.000 sapi betina akan menjalani kawin suntik (inseminasi buatan) menggunakan semen beku. Sisanya 20.000 ekor menjalani kawin alami menggunakan sapi bali pejantan yang unggul.
Sapi yang sebelum menjalani inseminasi buatan akan diperiksa dulu kesehatan reproduksinya. Jika belum birahi, maka petugas inseminator akan menyuntik hormon agar cepat birahi. Biasanya 3 hari setelah disuntik, sapi akan birahi dan langsung diberi semen beku lewat cara penyuntikan ke alat reproduksinya.*