Trans Timor Lumpuh, Balai Jalan dan Jembatan Jangan Masa Bodoh
Kalangan DPRD Kabupaten Kupang menilai para pejabat di Kantor Balai Peningkatan Jalan dan Jembatan Nasional X di NTT jangan masa bodoh atas bencana am
Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit
POS KUPANG.COM, OELAMASI -- Kalangan DPRD Kabupaten Kupang menilai para pejabat di Kantor Balai Peningkatan Jalan dan Jembatan Nasional X di NTT jangan masa bodoh atas bencana ambruknya jalan dan jembatan di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
"Pasalnya jalan dan jembatan yang ambruk itu masuk kategori jalan nasional. Jalan yang menghubungkan Timor Barat (Indonesia) dengan Negara Timor Leste. Jangan sampai dunia internasional menilai infrastruktur di Indonesia seperti di medan perang saja. Amburadul dan tidak terurus," jelas Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe dan Ketua Komisi C, Anton Natun, saat dihubungi terpisah, Jumat (7/4/2017).
Penilaian ini disampaikan para wakil rakyat di Kabupaten Kupang karena pasca bencana ambruknya jalan dan jembatan Bokong di Takari, tidak terlihat satu upaya serius dari Kantor Balai Peningkatan Jalan dan Jembatan Nasional X.
"Mereka bikin jalan alternatif dan cross way di dalam alur sungai. Banjir datang kasih hancur lagi itu jalan alternatif. Transportasi lumpuh lagi. Itu namanya kerja tidak serius, kerja setengah hati kalau tidak mau dibilang masa bodoh," kecam Manafe dan Natun.
Mestinya, kata Manafe, dibangun Jembatan Bailey, yakni jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi, yang mudah dipindah-pindahkan (movable) di daerah rawan bencana.
"Jadi bukan dibangun cross way dalam alur sungai. Kalau banjir menerjang lagi, kendaraan tidak bisa lewat. Jalan alternatif dan cross way hancur disapu banjir seperti yang terjadi Kamis malam. Itu namanya kerja sia-sia," kritik Manafe dan Natun.
Menurut pengamatan Natun, di lokasi ambruknya jalan dan jembatan Bokong, adalah daerah alur air dan segmen tanah mudah bergerak.
"Jadi kalau bangun deker atau jembatan kecil saja, maka akan hancur dan terkikis air bila banjir menerjang di musim hujan. Mestinya dibangun jembatan yang agak besar. Pejabat di Kantor Balai itu terdiri dari para insiyiur yang pintar-pintar. Tapi kenapa urus itu masalah kecil saja, susahnya minta ampun," kritik Natun.
Ketua Forum Kuan Naek Pah Timor, Metu Oematan, yang dimintai tanggapan, enggan berkomentar banyak. Alasannya ia tidak memahami secara teknis konstruksi jalan dan jembatan yang bagus.
"Saya hanya ingin melihat dan mengkritisi dari aspek etos kerja saja. Saya lihat sudah dua malam ini, para pemuda dan warga Takari yang bekerja gotong royong membangun jalan alternatif. Lalu itu pejabat di Kantor Balai Peningkatan Jalan dan Jembatan mereka cuma tidur-tidur saja di rumah kow?," kritik Oematan.
Tidak ada satu pun pejabat yang bisa dimintai konfirmasinya soal masalah ini. Saat dihubungi wartawan ke kantornya, Kamis (6/4/2017) dan Kamis (7/4/2016), para pejabat enggan memberikan keterangan pers.
Wartawan dipimpong ke sana kemari dari pejabat yang satu ke pejabat yang lain. Namun tidak ada yang berani memberikan penjelasan.
Sebelumnya diberitakan, lalu lintas kendaraan, barang dan manusia dari Atambua (Belu) Kefamenanu (TTU)Soe, Kabupaten TTS menuju Kupang, Kabupaten Kupang dan sebaliknya lumpuh total Rabu (5/4/2017) mulai pukul 15.30 wita.
Pasalnya, Jembatan Bokong I di ruas Jalan Timor Raya, Kilometer 69, di Kelurahan Takari, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, ambruk diterjang banjir dari Sungai Enokenpuaf dan Sungai Bokong.