Ini Sejumlah Prestasi Dokter Ketut Dikenal Aktif Meneliti Stem Cell

Karena jabatan fungsional dan penelitiannya,menurut Sucoko, jam mengajar Ketut memang tidak sebanyak dosen-dosen pada umumnya.

Editor: Rosalina Woso
Tribun Bali/Dwi S/ Istimewa
I Ketut Suardita 

"Waktu itu mata kuliah Konservasi Gigi. Bapaknya seperti dosen pada umumnya, cukup sibuk ya. Nggak dekat juga sama teman sekelas saya, karena tidak ada yang mahasiswa bimbingan beliau," ungkap Yunira.

Menurut dia, Ketut terlihat sebagai dosen yang sibuk.

Dengan jabatan fungsionalnya sebagai wakil dekan, Ketut sering terlihat bersama mahasiswa asing atau lembaga luar negeri untuk mengurusi kerjasama.

Di kalangan civitas akademika Unair, Ketut Suardita merupakan salah satu dari sekian dosen yang berprestasi.

Ketut merupakan pakar dalam tiga bidang riset

Menyadur dari buku '100 Pakar Menaburkan Ilmu Pengetahuan Untuk Memandirikan Bangsa' yang dikeluarkan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Unair, Ketut menamatkan S1 di FKG Unair.

Jenjang pendikan spesialis juga ia tamatkan di Unair.

Untuk jenjang doktoral, Ketut menamatkannya di Fakultas Kedokteran Gigi Hiroshima University, Jepang.

Tiga bidang riset yang ditekuni Ketut adalah ilmu konservasi gigi, kemudian rekayasa jaringan stem cell/sel punca (stem cell based tissue engineering), dan dental biomaterial.

Berkat kepakarannya dalam bidang tersebut, pria kelahiran Denpasar 26 November 1968 ini sudah mempublikasikan 31 penelitian baik di jurnal terakreditasi nasional maupun bereputasi internasional.

Publikasi penelitian itu mulai ia giatkan saat mengambil gelar doktor di Jepang.

Dalam salah-satu risetnya tentang stem cell, Ketut memprediksi bahwa metode konvensional untuk terapi konservasi gigi akan beralih menuju terapi regeneratif dengan didasarkan pada rekayasa jaringan atau tissue engineering.

"Stem cell adalah terapi regeneratif, bukan hanya memperbaiki sesuatu yang rusak. Bila gigi berlubang, biasanya ditambal dengan komposit. Kalau stem cell tidak. Kerusakan itu akan diregenerasi. Ke depan, bisa saja kita melakukan terapi pada gigi yang hilang. Jadi, menumbuhkan gigi bukan suatu yang mustahil," kata Ketut dalam buku itu.

Ketut yang mempunyai istri dan 2 orang anak ini juga aktif dalam asosiasi.

Ia tercatat menjadi anggota dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Ikatan Konservasi Gigi Indonesia.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved