Dilema Mengajar Kreatif, Inilah yang Perlu Diketahui Guru dan Orangtua

Dalam bukunya: The Ultimate Book of Mind Maps, Tony Buzan menyajikan fakta tentang jaringan sel saraf otak yang mengalami

Editor: Dion DB Putra
zoom-inlihat foto Dilema Mengajar Kreatif, Inilah yang Perlu Diketahui Guru dan Orangtua
Net
Ilustrasi

Oleh: Robert Bala
Penulis buku Creative Teaching. Alumni Universidad Pontificia de Salamanca Spanyol.

POS KUPANG.COM - Salah satu hal yang terus menjadi momok dalam pendidikan adalah perwujudan realisasi kreatif. Efektivitas pembelajaran kerap diukur dari model kreatif mengajar guru. Aneka pelatihan dilakukan agar pembelajaran menjadi aktif dan kreatif. Tetapi mengapa hasil yang dinanti jauh dari harapan? Mengapa pembelajaran kreatif yang didambakan tetapi yang menyelinap masuk sekadar improvisasi belaka?

Dalam bukunya: The Ultimate Book of Mind Maps, Tony Buzan menyajikan fakta tentang jaringan sel saraf otak yang mengalami pertumbuhan menakjubkan. Otak yang seberat 1,75 kg memiliki jumlah tak terbatas sel. Sel otak ini dikenal dengan nama sinapsis. Ketika sebuah pesan elektromagnetik biokimia (impuls saraf) berjalan menuruni akson, pesan tersebut dilepaskan melalui tombol sinaptik yang menghubungkannya ke panggung dendritik.

Selanjutnya sel otak kita beroperasi dengan membentuk kaitan yang kompleks dengan puluhan ribu `tetangga' dan `temannya'. Kaitan-kaitan ini terutama dibuat ketika cabang utama atau akson yang membuat ribuan hubungan dengan tombol kecil pada ribuan cabang dari ribuan sel otak lainnya. Pola hubungan itulah yang menjadi inspirasi bagi Buzon menggagas Min Map.

Yang menarik, otak akan berfungsi maksimal dan optimal bila dimungkinkan oleh pasokan cukup dari oksigen, nutrisi, kasih sayang, dan informasi. Otak akan berfungsi membentuk jaringan yang menghasilan pemahaman malah kreativitas bila dilakukan dengan gerak yang secara tidak sadar memungkinkan sirkulasi oksigen.

Nutrisi kualitatif juga pengaruhi pertumbuhan otak. Nutrisi yang cukup akan menentukan pertumbuhan yang baik. Juga konsumsi air secara signifikan akan mempengaruhi efektivitas otak mengingat 70% lebih dari otak dalam bentuk benda cair.

Pada saat bersamaan, otak sangat peka terhadap stimulus eksternal. Perlakuan penuh kasih sayang akan merangsang pertumbuhan dan membuka cakrawala kreativitas. Sebaliknya tindakan kekerasan akan menyumbang proses artrofi cerebro atau pengecilan otak. Pada akhirnya otak hanya bisa berkembang ketika digunakan.

Sejuta-juta sel adalah potensi pengertian yang hanya bisa berdaya optimal ketika disokong informasi yang sesuai. Kemampuan membaca, berdiskusi, berefleksi antara lain hal standar yang bila dilakukan secara sistematis akan memberikan masukan informasi yang menakjubkan.

Kreativitas Metodologis
Apa kaitan antara mekanisme kerja otak dan metode pengajaran kreatif? Logikanya, kreativitas adalah produk dari sebuah proses yang telah dilewati. Sebuah metode kreatif bukan jiplakan tetapi temuan dari dalam yang dilakukan sebagai hasil kombinasi antara realitas di lapangan, kebutuhan, tanggapan dan jawaban dari seorang guru atas kenyataan.

Banyak kali metodologi pengajaran sebagai salah satu indikator pelaksanaan sebuah kurikulum sekedar hasil jiplakan dari luar. Adanya kecemasan tentang rendahnya kualitas pendidikan sebagaimana disajikan oleh Program International Student Assessment (PISA) yang beberapa tahun lalu kerap membuat pemerintah memasang target yang bisa diartikan meniru apa yang dilakukan negara maju. Inilah dilema di mana pembelajaran kreatif dimaknai sekedar imitasi belaka.

Kreativitas metodologis mestinya merupakan temuan investigatif yang dilakukan sendiri oleh guru di medan tugasnya. Dengan bekal literasi yang cukup didukung kegalauan terus menerus untuk memberi jawaban kreatif atas permasalahan lokal, guru terus memantaskan diri dengan pengetahuan yang memadai.

Hal dasar yang perlu dilakukan adalah mengikuti kemauan otak. Otak memiliki mekanisme kerja yang rumit dan khas. Ia bergerak mengelompok membentuk jaringan yang menghasilkan pemahaman lengkap. Itu berarti guru, lewat bekal literasi yang cukup, membentuk pemahaman ilmu yang menyeluruh untuk mengetahui cakrawala keseluruhan tetapi juga secara terencana mampu membangun proses yang menghasilkan sebuah kemajuan secara gradual.

Mind Map merupakan satu jawaban. Ia tidak saja membantu mensistematisir pola pemahaman konseptual tetapi juga merupakan pola kreatif yang berinspirasi dari pola sebar sel saraf otak sendiri. Sebagaimana gerak sel saraf membentuk pemahaman dan pengertian maka demikian seharusnya konsep pengajaran yang dihasilkan.

Proses pembentukan rangkaian pemahaman tidak bisa terjadi secara deduktif. Ia tidak bertolak dari tesis umum untuk kemudian ditarik sebuah konsekuensi logis sebagai aplikasinya. Proses ini akan abstrak dan nyaris melekat sebagai pemahaman yang bertahan lama. Pada sisi lain ia nyaris menarik karena sumber inspirasi bersifat dari `atas' dengan bahaya siswa merasa asing dengan terminologi yang disajikan.

Pola sambungan informasi mestinya bersifat induktif. Ia bertolak dari kenyataan harian yang nota bene akrab di mata siswa. Jelajah intelektual siswa selanjutnya dirangsang untuk mengamati, memperhatikan, menarik benang hubungan yang nota bene merupakan hal mendasar yang digagas dalam pola pembelajaran ilmiah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved