Sempat Dinyatakan Sembuh, Mengapa Kanker Serviks Mengerikan Diderita Jupe Malah Tambah Parah?
Sementara itu, jumlah penderita masalah kesehatan reproduksi, khususnya Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS juga tak kalah banyaknya.
Pada 2015, hanya 40 persen wanita hamil yang dapat melakukan pemeriksaan kehamilan.
“Peningkatan pelayanan kesehatan kehamilan dan melahirkan belum merata. Pada 2013, hampir 300.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan,” ujar Asisten Direktur WHO, Flavia Bustero, di situs web who.int, Minggu (8/3/2015).
Sementara itu, jumlah penderita masalah kesehatan reproduksi, khususnya Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS juga tak kalah banyaknya.
Data UNAIDS 2015 memaparkan, setidaknya 17,8 juta wanita di dunia mengidap HIV. Dari data itu, 250.000 orang di antaranya adalah wanita Indonesia.
Sama seperti kanker serviks, Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, John Alubwaman, mengatakan penularan HIV umumnya disebabkan oleh hubungan seksual.
Namun, penggunaan jarum suntik tidak steril dan transfusi darah juga dapat menjadi sumber penularan virus.
“Selama tiga sampai empat tahun terakhir, 70 sampai 80 persen penularan HIV di Jakarta berasal dari hubungan seksual. Sementara itu, 20 sampai 40 persen bersumber dari penggunaan jarum suntik, dan sisanya berasal dari transfusi darah,” ucap John, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (17/6/2015).
Solusi Pencegahan
Tak perlu cemas, pada dasarnya ketiga penyakit tersebut dapat dicegah sejak awal dengan melakukan deteksi dini di laboratorium kesehatan. kanker serviks, misalnya, bisa dicegah dengan menjalani skrining Pap Smear.
Pap Smear bertujuan untuk melihat perubahan bentuk dan fungsi sel-sel serviks.
“Sampel sel dari serviks diambil untuk mengetahui ada atau tidaknya sel-sel abnormal,” ujar Diah kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2016).

Selain itu, kanker serviks juga bisa dicegah dengan vaksinasi HPV. Penyuntikan vaksin ini berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga mampu mencegah HPV menginfeksi sel di leher rahim yang kemudian dapat berkembang menjadi kanker.
Berbeda jenis kankernya, beda pula metode pemeriksaannya. Untuk kanker payudara, deteksi dini bisa dilakukan dengan mamografi—pemeriksaan dengan sinar X untuk mengecek jaringan payudara.
Melalui pemeriksaan ini, indikasi adanya kanker sudah dapat diperkirakan meskipun belum ada benjolan.
Lebih lanjut, pemeriksaan ultrasonografi (USG) payudara pun bisa dilakukan untuk memperjelas hasil mamografi.