Terkait Dukungan Ayub Titu Eki, Vinsen Loe Bilang Tak Pernah Janjikan Warga Belu Bertemu Investor
Koordinator warga Belu, Vinsen Bresius Loe mengaku tak pernah menjanjikan siapapun warga Belu untuk menemui investor di Kupang yang kemudian mengalihk
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Alfred Dama
Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Bau
POS KUPANG.COM, ATAMBUA -- Koordinator warga Belu, Vinsen Bresius Loe mengaku tak pernah menjanjikan siapapun warga Belu untuk menemui investor di Kupang yang kemudian mengalihkannya untuk memberikan dukungan politik kepada Ayub Titu Eki beberapa waktu lalu.
"Saya tidak pernah bilang mau bertemu investor. Kami jalan membawa dukungan jelas kepada pak Ayub titu Eki," katanya saat dikonfirmasi Pos Kupang di Atambua, Rabu (15/3/2017).

Menurutnya, ratusan warga dari Belu yang memberikan dukungan kepada Ayub Titu Eki merupakan aksi yang mengantongi ijin dari polisi sehingga pemgawalan dari polisi.
"Masa kalau mau bertemu investor ada pengawalan polisi segala," katanya sambil tertawa.
Menurutnya, pernyataan bahwa ada yang ditipu oleh pihaknya itu adalah tidak benar dan merupakan fitnah.
Apalagi, lanjutnya, orang-orang yang memberikan pernyataan itu adalah orang-orang yang tidak pernah dihubungi untuk membahas sikap politik warga.
"Itu semua fitnah, tapi kami tidak mau tanggapi. Kami tidak gila kasih dukungan politik untuk orang dengan cara menipu warga," ujarnya.
Sebelumnya, pada hari Senin (6/3/2017), Andreas Avelino Mauk mendapat telepon dari seseorang agar segera mengumpulkan sejumlah Warga di Desa Dualasi, Kacamatan Lasiolat, Kabupaten Belu untuk berangkat ke Kupang.
Keberangkatan ke Kupang ini dalam rangka kegiatan sosialisasi tentang penanaman Jarak/damar serta bertemu langsung investor dari tiga negara yakni Perancis, Korea dan Amerika.
Namun, yang terjadi bukannya menemui investor dimaksud, warga desa ini justru bergabung dengan ratusan warga dari desa lainnya di Rumah Jabatan Bupati Kupang guna memberikan dukungan politik kepada Bupati Kupang, Ayub Titu Eki sebagai calon gubernur NTT periode 2018-2023.
Kepada Pos Kupang di Atambua, Jumat (10/3/2017), sebagai salah satu koordinator warga, Andreas mengaku kecewa karena merasa telah ditipu untuk kepentingan politik seseorang.
"Saya kecewa karena telah ditipu. Katanya mau bertemu investor tapi malah urus politik. Kalau saya tahu untuk politik, saya tidak mungkin mau bawa orang-orang saya dari desa ke tempat yang jauh," katanya kesal.
Menurutnya, dirinya sebagai koordinator dari Desa Dualaus berkewajiban meluruskan sekaligus mengungkap fakta sebenarnya yang terjadi. Bahwa mereka diminta ke Kupang bukan untuk memberikan dukungan politik melainkan untuk menemui investor pohon jarak/damar.
"Warga yang bersama saya jelas kecewa. Kami bukan urus politik tapi mau urus tanaman jarak. Ini malah dipublikasi seperti ini," ujarnya.