Polwan Ini Bingung Stop Pengendara Tanpa Busana, Uniknya Operasi Simpatik Turangga di Papua

Operasi Simpatik Turangga 2017 berlaku di seluruh Indonesia. Tapi di Papua punya keunikan tersendiri.

Editor: Agustinus Sape
tribun medan
Pengendara sepeda motor bebek ketika dihentikan oleh seorang Polwan 

POS KUPANG. COM - Beginilah momen unik saat terjadi operasi simpatik yang digelar serentak oleh pihak kepolisian di seluruh Indonesia, operasi ini tidak terkecuali dilakukan di Papua.

Seperti yang diperlihatkan dalam foto yang beredar luas dalam grup media sosial, terlihat tiga orang Papua sedang mengendarai sepeda motor jenis bebek.

Tampak seperti di dalam foto mereka menaiki motor Yamaha jenis Jupiter MX sedang dihentikan oleh seorang Polwan.

Ketiga orang Papua tersebut mengendarai motor tanpa mengenakan sehelai pakaian pun dan hanya memakai koteka.

Well, maaf untuk bagian sensitif harus di-blur ya guys.

Mereka juga membawa busur, panah hingga tombak seakan hendak berperang aja.

Guys di Papua pemandangan seperti ini memang terlihat biasa, namun tidak dengan warga Indonesia yang tinggal di bagian Barat dan Tengah.

Menariknya mereka hanya pengemudi motor saja yang pakai helm, sementara dua penumpang tidak mengenakan perlengkapan berkendara.

Dalam peraturan pun tidak diperkenankan sepeda motor dikendarai hingga tiga orang, inilah yang mungkin jadi penyebab hingga Polwan memberhentikan pengendara ini.

Barangkali Polwan ini bingung, berapa banyak pelanggarannya ya guys?

Jika dipikir-pikir apakah mereka membawa surat-surat kendaraan apa tidak ya? Mengingat hanya sebuah kantong tas yang dibawa oleh pengemudi. Kalau berkendara seperti ini safety riding apa tidak ya guys?

Operasi Simpatik 2017 sendiri digelar Kepolisian RI secara serentak di Indonesia selama 21 hari hingga Selasa (21/3/2017).

Selama Operasi Simpatik berlangsung diadakan beberapa kegiatan, edukasi cara aman berangkat ke sekolah, hingga program safety riding yang memberikan imbauan kepada masyarakat bagaimana cara berkendara sesuai dengan prosedur keselamatan.

Humas Polres Demak-Sosok pria berjubah ala Timur Tengah meminta pengendara motor menunjukkan surat kelengkapan berkendara dala Operasi Simpati Candi 2017 dengan tema 'Raja Salman' Razia di Jalan dengan Salam dan Senyuman, di Alun-alun Demak, Jumat (3/3/2017).
Humas Polres Demak-Sosok pria berjubah ala Timur Tengah meminta pengendara motor menunjukkan surat kelengkapan berkendara dala Operasi Simpati Candi 2017 dengan tema 'Raja Salman' Razia di Jalan dengan Salam dan Senyuman, di Alun-alun Demak, Jumat (3/3/2017). (Tribunnews.com)

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meyakini Operasi Simpatik mampu mengedukasi masyarakat mengenai larangan-larangan berlalu lintas.

Baca: VIDEO: Polda NTT Konsisten Berantas Judi

Baca: Bendahara Dinkes Flotim Mengaku Makan Uang Rp 290 Juta

Martinus mengatakan, selama pelanggaran tersebut dianggap tidak fatal yang mengancam jiwa seseorang oleh petugas, maka hanya peringatan lisan ataupun tertulis yang diberikan.

Menurut dia, operasi ini tidak lantas digampangkan karena adanya kelonggaran yang diberikan polisi.

"Enggaklah, masyarakat kita itu cerdas-cerdas. Kita hanya menstimulasi supaya lebih tertib," ujar Martinus seperti yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/3/2017). (tribunmedan/ Fahrizal Fahmi Daulay)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved