Saatnya Menyapa Penghuni Pulau Ular Bima

ULAR laut yang terkenal berbisa menjadi begitu jinak dan mudah sekali disentuh di Pulau Ular

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO
Seorang nelayan menunjukkan ular laut belang (Laticauda colubrina) yang menghuni Pulau Ular di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (11/1/2017). Pulau yang berupa batu karang itu merupakan habitat bagi ular-ular laut tersebut. Meski terkenal berbisa dan berbahaya, ular-ular di pulau itu sangat jinak sehingga menarik wisatawan untuk datang. Pulau Ular pun menjadi obyek wisata andalan di Kabupaten Bima. Ads by Kiosked 

Alan Irmansyah (28), warga Kota Bima, misalnya, meski berani menginjakkan kaki di pulau itu, sejatinya dia takut ular. Karena itu, dia hanya memperhatikan ular-ular itu dan sesekali memotretnya.

"Toh kalau ke tempat ini tidak harus memegang ular. Menikmati pemandangannya saja sudah cukup mengasyikkan," ujarnya.

Bagi yang berani, pengalaman tak terlupakan segera dirasakan. Ketegangan menguasai pikiran pada menit-menit pertama ketika ular itu merambat pelan di pergelangan tangan. Ular itu juga seolah tak merasa terganggu.

"Tidak pernah ada cerita orang digigit ular di sini," ujar Hasan sambil melilitkan ular itu ke pergelangan kakinya.

Mitos

Perilaku unik ular-ular itu pun kemudian dijelaskan oleh warga sekitar melalui sebuah mitos. Hidman menuturkan bahwa Pulau Ular itu konon merupakan sebuah kapal Portugis yang terbalik.

Ular-ular laut itu merupakan awak kapal yang terperangkap. Warga kemudian beranggapan bahwa ular itu jinak karena merupakan jelmaan manusia.

Awalnya, kata Hasan, warga sekitar juga takut menginjak Pulau Ular. Namun, pada tahun 1990-an, ada empat pemuda yang nekat mengunjungi pulau itu.

Mereka terkejut karena ternyata ular-ular itu tidak menggigit ketika dipegang. Kabar itu tersiar dan semakin banyak orang yang berani ke pulau itu.

Bagaimana dengan keselamatan ular-ular itu? Hasan menuturkan, ada cerita lain lagi untuk dijadikan peringatan bagi wisatawan.

Cerita itu mengisahkan tentang orang-orang yang membawa ular itu ke luar Pulau Ular. Tiga hari kemudian, orang tersebut celaka dan meninggal.

Cerita-cerita itu biasanya disampaikan para nelayan saat mengantar para wisatawan. Selain mengantar wisatawan, para nelayan ini juga piawai menjadi pemandu wisata.

Menurut Hasan, Pulau Ular merupakan harapan mereka untuk mendapatkan penghasilan di luar mencari ikan.

Bagi Pemerintah Kabupaten Bima, Pulau Ular merupakan potensi wisata andalan. Letaknya sangat strategis di dekat destinasi populer seperti Pulau Komodo.

Pulau Ular juga terletak di dekat Pelabuhan Sape yang merupakan pintu dari Pulau Sumbawa menuju ke wilayah Nusa Tenggara Timur.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved