Apa Itu NAFTA yang Terancam Dibubarkan Presiden AS Donald Trump ?

Salah satu rencana Presiden AS Donald Trump adalah meninjau ulang keberadaan pakta perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA).

Editor: Rosalina Woso
SAUL LOEB / AFP Presiden AS
Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif di ruang Oval, Gedung Putih disaksikan wakil presiden Mike Pence, kepala staf Gedung Putih Reince Preibus, dan penasihat senior Jared Kushner 

POS KUPANG.COM, OTTAWA -- Salah satu rencana Presiden AS Donald Trump adalah meninjau ulang keberadaan pakta perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA).

Trump berpendapat pakta ekonomi ini pada kenyataannya tidak memberi keuntungan bagi Amerika Serikat.

Itulah alasan Trump meminta renegosiasi atau pilihan kedua adalah membubarkan NAFTA.

Namun, agaknya sulit membubarkan pakta yang sudah berjalan 23 tahun karena telah meningkatkan perdagangan antara AS, Kanada, dan Meksiko.

Sebenarnya apa dan bagaimana NAFTA? Berikut beberapa penjelasan singkatnya:

Apa itu NAFTA?

Kesepakatan ini mulai berlaku pada 1994 dan hingga kini menjadi salah satu pakta perdagangan paling penting di dunia.

Dalam pakta ini pergerakan barang dan jasa nyaris tanpa hambatan di ketiga negara anggotanya.

Jika digabungkan maka pakta ini merupakan sebuah pasar raksasa dengan jumlah penduduk ketiga negara total sebesar 478 juta jiwa.

Pakta ini menggantikan perjanjian perdagangan bebas AS dan Kanada. Jika NAFTA dibubarkan, Ottawa menegaskan akan menggunakan perjanjian lama dengan AS soal perdagangan bebas.

Di dalam NAFTA sebagian besar tarif yang dibebankan dalam perdagangan ketiga negara itu dihilangkan.

NAFTA juga meliberalisasi aturan investasi dan memungkinkan pergerakan pekerja lebih bebas di antara ketiga negara anggotanya.

Beberapa komoditas mendapat pengecualian seperti produk kayu, yang berulang kali ditentang Kanada dan Amerika Serikat.

Keuntungan NAFTA

Sebelum Trump menjadi presiden, para pejabat ketiga negara secara rutin mempromosikan perdagangan bebas dan menekankan hubungan baik yang terjalin di bawah bendera NAFTA.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved