Kafe Kopi Butuh Perhatian
Fenomemna ini menunjukkan perkembangan ekonomi di Kota Kupang tidak saja dari tumbuhnya ruko dan toko-tokoh konveksi
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Menjamurnya kafe yang menawarkan kenikmatan meminum kopi merupakan fenomena positif dalam dinamika ekonomi di Kota Kupang. Ini juga menggamarkan perilaku masyarakat perkotaan yang membutuhkan tempat rileks untuk sekadar bertemu teman-teman dalam nuansa santai usai melakukan aktivitas yang melelahkan.
Fenomemna ini menunjukkan perkembangan ekonomi di Kota Kupang tidak saja dari tumbuhnya ruko dan toko-tokoh konveksi, namun juga jasa yang menawarkan suasana santai dan jasa kuliner lainnya.
Di kota-kota besar semisal Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya Semarang atau Yogyakarta kafe kopi bukan hal baru. Kafe jenis ini bahkan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Disebut kafe kopi tidak berarti hanya aneka jenis kopi yang ditawarkan untuk diminum, namun juga berbagai makanan dan cemilan sebagai pendamping kopi. Bahkan ada juga menu makanan berat lainnya sebagai pelengkap layaknya sebuah resto.
Bila ditilik, maka kafe kopi melibatkan berbagai elemen yang saling menguntungkan. Kebutuhan kopi berkualitas sudah jelas sehingga ini juga memberi motivasi kepada petani kopi untuk menanam hingga proses panen yang bisa menghasilkan kopi yang berkualitas dan tentunya dijualdengan harga yang mahal, ini tentunya menguntungkan para petani kopi.
Kafe kopi tentunya juga membutuhkan tenaga kerja, maka usaha jenis ini juga bisa menyerap tenaga kerja dan bisa menjadi pilihan profesi sebagai peracik kopi yang lezat dinikmati.
Layaknya sebuah kafe, maka biasanya hadir live musik dan ini tentunya kesempatan bagi para seniman musik untuk tampil dan berekpersi di kafe-kafe kopi yang sedang menjamur di Kota Kupang ini.
Seiring berkembang atau menjamurnya kafe kopi di Kota Kupang maka sudah seharusnya menjadi perhatian Pemerintah Kota Kupang. Sebab, usaha kafe ini juga dalam perkembangannya ikut memberi kontribusi dalam pembangunan ekonomi di Kota Kupang bahkan lebih luas lagi yaitu NTT.
Bentuk perhatian antara lain memberikan bantuan modal usaha dan pelatihan dalam urusan kopi ini. Dengan modal yang lebih memadai, maka usaha kafe ini bisa dikembangkan menjadi bisnis yang menjanjikan.
Usaha kafe ini memberi kontribusi yang berarti bagi dunia pariwisata. Dengan adanya kafe kopi yang baik bahkan bisa menjadi ikon Kota Kupang bukan mustahil wisatawan yang datang dari luar Kupang hanya untuk menikmati kelezatan kopi NTT di Kota Kupang.
Masih banyak manfaat hadirnya kafe kopi di Kupang sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah untuk membina usaha jenis ini.
Usaha jenis ini juga merupakan kreativitas kaum muda dalam dunia bisnis, sehingga perhatian pemerintah sangat dibutuhkan baik dalam permodalan maupun dalam pembinaan SDM.
Kita berharap, menjamurnya kafe kopi tidak hanya di Kupang tetapi juga di kabupaten lain di NTT sehingga kopi bisa menjadi ikon yang nyata bagi NTT.*