Gus Dur, Hadiah Istimewa Tuhan untuk Bangsa Indonesia

Maghribpenghujung Desember 2009 hampir usai. Alam bersiap menanti kemangkatan seorang anak manusia yang dicintai Allah.

Editor: Rosalina Woso
KOMPAS / TOTOK WIJAYANTO
[ARSIP FOTO] Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendengarkan pertanyaan wartawan saat menyampaikan "Catatan Kritis Akhir Tahun" di Jakarta, Selasa (26/12/2006). 

"Jika kamu memusuhi orang yang berbeda agama denganmu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, melainkan agama."

"Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, melainkan moral."

"Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, ya kamu harus menerima semua makhluk karena begitulah Allah."

"Ya Allah...." Rona wajah Mughni seketika berubah pasi. Ia semakin yakin bahwa Gus Dur memang manusia pilihan Tuhan yang hanya dilahirkan seratus tahun sekali.

Setiap zaman ada masanya. Setiap masa ada waktunya. Di antara zaman dan waktu itu, ada sosok manusia tertentu yang tampil sebagai pengampu.

Duh, Gus Dur, betapa tanpamu, kini bangsa Indonesia jadi bertambah repot. (Kompas.Com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved