Hubungan Ular, Ibadah dan Gempa di Aceh

. Faktanya sekarang, masjid tidak banyak ada kegiatan dan tidak dipenuhi oleh jamaahnya

Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Hubungan Ular, Ibadah dan Gempa di Aceh
(ANTARA/Irwansyah Putra)
Santri melintas di antara puing kubah masjid Pasantren modern Ma'hadal Ulum Dinah Islamiyah (MUDI) yang runtuh akibat gempa di Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh, Kamis (8/12/2016).

"Secara ukuran gempa sebenarnya termasuk menengah, namun ternyata dampak kerusakannya begitu besar. Kami menafsirkan ada tiga faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu kedangkalan gempa, struktur lapisan batuan dan konstruksi bangunan," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial di kantor BPSDM, Jakarta, Kamis.

Ego Syahrial mengatakan, untuk kedangkalan gempa, gerakan yang terjadi adalah pada permukaan paling luar sehingga dekat dengan lapisan tanah yang digunakan untuk menopang berbagai bangunan.

Kedua, adalah permasalahan lapisan batuan. Di daerah Kabupaten Pidie Jaya lapisan penyusunnya adalah batuan kuarter dan tersier di mana batuan ini memiliki sifat mudah lapuk dan mudah berguncang karena tidak mampu meredam getaran.

"Batuan yang lapuk itu, terkena getaran sedikit saja, akibatnya justru menjadi penghantar getaran tersebut, sehingga tidak mampu menahan banyak pergeseran dari lempeng tanah," kata Ego.

Ketiga, faktor struktur bangunan. Sebagian bangunan di Kabupaten Pidie Jaya tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa. Jadi, bila terkena getaran bisa berakibat struktur bangunan rusak atau paling parah, roboh. *)

Sumber:
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved