Kisah Penyunat Perempuan di Sebuah Negara Afrika

Praktik ini sudah dilarang di beberapa negara di Afrika, tapi tidak di Sierra Leone. Bahkan, penyunat di negara ini masih bangga dengan profesi mereka

Editor: Alfred Dama
BBC
Memunatu Turay salah satu penyunat di Sierra Leone. 

Dia juga diberi minyak kelapa sawit, kambing, dan karung-karung berisi beras,

Di sebuah negeri di mana dua per tiga orang hidup dalam kemiskinan, ternyata menjadi penyunat cukup menghasilkan banyak uang.

Bagaimana dengan rasa sakit dan trauma yang disebabkan dari sunat? Dan kasus-kasus kematiannya?

Memunatu mengaku tidak mempunyai pengalaman-pengalaman seperti itu.

"Semuanya bohong," kata dia.

"Ini bagus untuk perempuan. Satu pria tidak cukup bagi seorang perempuan yang belum disunat," lanjut dia.

"Tapi, waktu dia diinisiasi, dia menjadi puas secara seksual dan setia pada satu pria saja," sambung dia.

BBC lalu bertanya kepada Memunatu apa yang dia akan lakukan jika pemerintah melarang praktik ini.

"Kami akan memprotes kantor-kantor presiden," teriak dia.

"Mereka tahu ini adalah tradisi penting. Banyak dari mereka ada di dalam komunitas rahasia kami."

Setelah menggembar-gemborkan tentang ketidakadilan, dia menarik napas dalam-dalam.

"Jika mereka menginginkan kami untuk berhenti, mereka harus mencari hal lain untuk kami lakukan. Jika ingin menyapih bayi, perlu diberikan susu penggantinya kan?" ujar dia. (BBC Indonesia/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved